Membaca kondisi Negara Indonesia
saat ini, di masa pasca reformasi. masih selalu hangat untuk diperbincankan
terutama dalam masalah sosial. Namun di dalam kancah nasional, hal ini
memerlukan tenaga yang tidak sedikit untuk memetakan antara social dan politik.
Karna politik selalu menemukan passionya dalam setiap langkah gerakanya.
pergerakan politik tidak akan menyia-yiakan hal apapun yang ada di depanya. Jika
hal itu dinilai menghalangi maka tak perlu berpikir lama, sesuatu yang menghalangi itu
akan di brangus demi melancarkan apa yang menjadi tujuanya. Nah di dalam negara
Indonesia, konteks social Negara sangat berbeda dengan konteks social
masyarakat. Karna hubungan social yang ada di masyarakat justru terjadi karna kesadaran
perasudaraan. Namun jika melihat interaksi social yang ada di elit
masyarakat(pejabat Negara) hubungan mereka cenderung di bangun atas dasar
kepentingan. Maka dapat ditarik kesimpulan tradisi yang ada dalam perpolitikan nasional
adalah tradisi yang mementingakan diri sendiri.
Py
gan…
Keadaan ini diperparah lagi dengan
terbuktinya janji-janji politik yang sama sekali jauh meningalkan realistas,
sehinga janjinya pun sangat sulit terealisasi,janji mereka pun cenderung
dibangun atas ukuran kesejahteraan sendiri, bukan atas dasar kebutuhan
masyarakat, sehinga masyarakat hanya bisa berharap serangan fajar (politik uang
lainya) dapat di naikan nilai rupiahnya, setelah itu mereka bebas mau
menjungkalkan mana yang ia sukai ,sesuai dengan kehendak rakyat. Bukan sebuah
idealitas namun ini realitas. Kaedaan rakyat yang meminta uang lebih untuk
perjanjian politik demi membeli sembako. Bisa saja dalam Keadaan yang seperti
ini terjadi. Dan sudah menjadi hal biasa di budaya politik kita, Yang
memperkuat suatu stereotip bahwa politik itu memang kotor.
antusiasme anak anak bangsa ini
memang sangat tinggi dalam membangun bangsa ndonesia. Sayangnya ambisi
kebangsaan mereka justu terfokus padakepuasan diri sendiri bukan kesejahteraan
bangsa.secara idiologis dalam pembukaan UUD 45 telah disebutkan dengan jelas
bahwa, Negara melindungi segala tumpah
darah, namun yang dilindungi, larut dalam ambisi membangun negri ,mereka
justru saling menumpahkan darah antar golongan, maka jangan berpikir terlalu
lama, jika hanya mau mengatakan” negera akan tumpah darahnya karna rakyat”.
Tulisan ini bukan apa-apa, tak
lebih hanyalah sebuah pengantar diskusi yang akan kita adakan pada:
Waktu : rabo sore jam 4 tanggal
24 maret 2016
Tempat: UTY kampus 2