Rabu, 04 Mei 2016

tor diskusi ekonomi politik ikpm Temanggung




Politik-
Membaca kondisi Negara Indonesia saat ini, di masa pasca reformasi. masih selalu hangat untuk diperbincankan terutama dalam masalah sosial. Namun di dalam kancah nasional, hal ini memerlukan tenaga yang tidak sedikit untuk memetakan antara social dan politik. Karna politik selalu menemukan passionya dalam setiap langkah gerakanya. pergerakan politik tidak akan menyia-yiakan hal apapun yang ada di depanya. Jika hal itu dinilai menghalangi maka tak perlu  berpikir lama, sesuatu yang menghalangi itu akan di brangus demi melancarkan apa yang menjadi tujuanya. Nah di dalam negara Indonesia, konteks social Negara sangat berbeda dengan konteks social masyarakat. Karna hubungan social yang ada di masyarakat justru terjadi karna kesadaran perasudaraan. Namun jika melihat interaksi social yang ada di elit masyarakat(pejabat Negara) hubungan mereka cenderung di bangun atas dasar kepentingan. Maka dapat ditarik kesimpulan tradisi yang ada dalam perpolitikan nasional adalah tradisi yang mementingakan diri sendiri. 
Py gan
Keadaan ini diperparah lagi dengan terbuktinya janji-janji politik yang sama sekali jauh meningalkan realistas, sehinga janjinya pun sangat sulit terealisasi,janji mereka pun cenderung dibangun atas ukuran kesejahteraan sendiri, bukan atas dasar kebutuhan masyarakat, sehinga masyarakat hanya bisa berharap serangan fajar (politik uang lainya) dapat di naikan nilai rupiahnya, setelah itu mereka bebas mau menjungkalkan mana yang ia sukai ,sesuai dengan kehendak rakyat. Bukan sebuah idealitas namun ini realitas. Kaedaan rakyat yang meminta uang lebih untuk perjanjian politik demi membeli sembako. Bisa saja dalam Keadaan yang seperti ini terjadi. Dan sudah menjadi hal biasa di budaya politik kita, Yang memperkuat suatu stereotip bahwa politik itu memang kotor.
antusiasme anak anak bangsa ini memang sangat tinggi dalam membangun bangsa ndonesia. Sayangnya ambisi kebangsaan mereka justu terfokus padakepuasan diri sendiri bukan kesejahteraan bangsa.secara idiologis dalam pembukaan UUD 45 telah disebutkan dengan jelas bahwa, Negara melindungi segala tumpah darah, namun yang dilindungi, larut dalam ambisi membangun negri ,mereka justru saling menumpahkan darah antar golongan, maka jangan berpikir terlalu lama, jika hanya mau mengatakan” negera akan tumpah darahnya karna rakyat”.
Tulisan ini bukan apa-apa, tak lebih hanyalah sebuah pengantar diskusi yang akan kita adakan pada:
Waktu  : rabo sore jam 4 tanggal  24 maret 2016

Tempat: UTY kampus 2