Rabu, 04 Mei 2016

TOR DISKUSI KPM TEMANGGUNG MENCARI IDIOLOGI DAN PARADIGMA

tor diskusi kpm temanggung
mencari idiologi dan paradigma

Pancasila adalah satu idiologi yang telah diakui oleh bangsa kita, Perumusan pandangan dasar ini berawal dari kegelisahan bangsa Indonesia untuk menentukan sikap, dari pergolakan internal bangsa Indonesia sendiri maupun dari external dari pergolakan idiologi dunia. Sebagaimana kita ketahui. Perang idiologi di dunia sangat gencar dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Berawal dari abad 18 yang telah mengembor-gemborkan idiologi kapitalisme, yang berkacamata konservatif dan cenderung menentang perubahan serta mempertahankan nilai2 tradisional. Maka dengan adanya suatu pandangan dasar ini, pada zaman ketika itu kapitalisme telah merubah keadaan menjadi lebih maju. Namun seiring berjalanya waktu idiologi kapitalisme ini dipandang sudah usang, ketika ditarik peranya dalam memandang segala realitas kehidupan saat ini. Terlebih lagi idiologi ini gagal dalam menjawab segala tantangan zaman. Maka datanglah pandangan baru yaitu neo-liberalisme yang membebasan pera inindividu dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dan meminimalisir peran pemerintah. Namun dengan dengan semangat modernitas akhirnya kedua idiologi ini dianggap kuno dan harus diganti dengan idiologi yang relevan dengan konteks semanggat zaman.
 Dengan adanya dialektika zaman kapitalis ke zaman neo-lib. Maka sebagai jawabanya digagaslah idiologi demokrasi social. dengan pendekatan institusional maka diharapkan akan memeksimalakan peran semua pihak. Terutama pihak pemerintah yang secara pro-aktiv mengatasi segala problema bangsa. Maka dengan berbagai pertimbangan kpm temanggung sudah saatnya menentukan sikap dalam menghadapi segala permainan zaman.
Lanjut gan------.
Dalam mensikapi hal itu kpm yang telah berdiri Sejak 1995 tepatnya pada 15 januari. Kpm temanggung yang telah mempunyai komitmen dalam visi dan misi yang telah dirintisnya. Sebagai gerakan pelopor berpikir maju bagi masyarakat temanggung. Kpm T telah berusaha membangun mental putra dan putri daerah, demi terciptanya generasi yang lebih siap dalam menghadapi kehidupan yang selanjutnya. Kaerifan dan nilai-nilai budaya temanggung, yang telah mengakar pada kehidupan masyarakat selalau mereka pertahankan demi mengapai suatu kemajuan kebudayaan yang di cita-citakan bersama.
Selanjutnya, Kami pikir saudahsaatnya kpm mengambil sikap terhadap pergolakan internal maupun eksternal bangsa indonesia. dengan mencari suatu arah gerak organisasi, maka akan sangat dibutuhkan pencarian jatidiri idiologi yang pas dengan kpm konteks saat ini. Maka diharapkan selanjutnya, terciptanya suatu cara pandang kritis dalam menghadapi berbagai problema yang ada di daerah.

Sehubungan dengan hal itu maka kami akan mengadakan diskusi dan belajar bersama pada,

Hari/tanggal    : Rabu sore / 16 maret 2016
Pukul               : 16.00 wib
Tempat            : Bscame KPM Temanggung

Terimakasih.

ttd

PPSDA

tor diskusi ekonomi politik ikpm Temanggung




Politik-
Membaca kondisi Negara Indonesia saat ini, di masa pasca reformasi. masih selalu hangat untuk diperbincankan terutama dalam masalah sosial. Namun di dalam kancah nasional, hal ini memerlukan tenaga yang tidak sedikit untuk memetakan antara social dan politik. Karna politik selalu menemukan passionya dalam setiap langkah gerakanya. pergerakan politik tidak akan menyia-yiakan hal apapun yang ada di depanya. Jika hal itu dinilai menghalangi maka tak perlu  berpikir lama, sesuatu yang menghalangi itu akan di brangus demi melancarkan apa yang menjadi tujuanya. Nah di dalam negara Indonesia, konteks social Negara sangat berbeda dengan konteks social masyarakat. Karna hubungan social yang ada di masyarakat justru terjadi karna kesadaran perasudaraan. Namun jika melihat interaksi social yang ada di elit masyarakat(pejabat Negara) hubungan mereka cenderung di bangun atas dasar kepentingan. Maka dapat ditarik kesimpulan tradisi yang ada dalam perpolitikan nasional adalah tradisi yang mementingakan diri sendiri. 
Py gan
Keadaan ini diperparah lagi dengan terbuktinya janji-janji politik yang sama sekali jauh meningalkan realistas, sehinga janjinya pun sangat sulit terealisasi,janji mereka pun cenderung dibangun atas ukuran kesejahteraan sendiri, bukan atas dasar kebutuhan masyarakat, sehinga masyarakat hanya bisa berharap serangan fajar (politik uang lainya) dapat di naikan nilai rupiahnya, setelah itu mereka bebas mau menjungkalkan mana yang ia sukai ,sesuai dengan kehendak rakyat. Bukan sebuah idealitas namun ini realitas. Kaedaan rakyat yang meminta uang lebih untuk perjanjian politik demi membeli sembako. Bisa saja dalam Keadaan yang seperti ini terjadi. Dan sudah menjadi hal biasa di budaya politik kita, Yang memperkuat suatu stereotip bahwa politik itu memang kotor.
antusiasme anak anak bangsa ini memang sangat tinggi dalam membangun bangsa ndonesia. Sayangnya ambisi kebangsaan mereka justu terfokus padakepuasan diri sendiri bukan kesejahteraan bangsa.secara idiologis dalam pembukaan UUD 45 telah disebutkan dengan jelas bahwa, Negara melindungi segala tumpah darah, namun yang dilindungi, larut dalam ambisi membangun negri ,mereka justru saling menumpahkan darah antar golongan, maka jangan berpikir terlalu lama, jika hanya mau mengatakan” negera akan tumpah darahnya karna rakyat”.
Tulisan ini bukan apa-apa, tak lebih hanyalah sebuah pengantar diskusi yang akan kita adakan pada:
Waktu  : rabo sore jam 4 tanggal  24 maret 2016

Tempat: UTY kampus 2

Sufi atau secangkir kopi manis

Sudah lima belas jam saya menunggu Gus Mus di kediamannya di Leteh, Rembang, Jawa Tengah. Datang pukul tiga dinihari, saya disambut seorang santri Pesantren Raudlatut Thalibin dan dibikinkan secangkir kopi tubruk. Tak lama setelah salat Subuh berjamaah, saya minta izin meluruskan punggung. Pagi setelah bangun tidur sejenak, saya kembali ke ruang tamu. Sudah ada Gus Wahyu Salvana, suami putri Gus Mus: Ning Raabiatul Bisyriyah Sybt.
Secangkir kopi yang masih mengepul uap sudah terhidang. Saya, yang kali ini sowan kepada Gus Mus, Plt Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang bernama lengkap KH A. Mustafa Bisri, tanpa bikin janji memang harus mengambil risiko: menunggu. Saya tahu Gus Mus sedang di Bekasi, tapi saya tetap saja berangkat dari Jakarta ke Semarang, lalu lanjut ke Rembang setelah ziarah ke makam Sunan Kudus — kemudian ke Tuban.
Dalam berniat, saya memiliki pilihan: menetapi niat atau membatalkan niat. Saya mengajukan pilihan itu kepada Agus “Picus” Affianto, dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang menemani saya dari Semarang. “Saya pilih menetapi niat, Gus,” serunya. Picus dan seorang santri saya dari Pekalongan memang terlihat letih menunggu, namun kami mengisi jam demi jam dengan mengobrol. Ba’da Maghrib, Gus Mus akhirnya rawuh.

,Saya tidak yakin, dan memang tidak terlalu berharap lagi, Gus Mus akan menemui kami. Bersalaman dengan Beliau yang baru turun dari mobil saja sudah sangat melegakan, tak perlu lagi saya berharap lebih. Apalagi, Beliau pasti sangat capek setelah serangkaian perjalanan panjang. “Orang-orang itu salah menilai saya. Dikiranya saya ini makin lama makin muda. Makin tua kok malah makin sibuk karena semakin banyak undangan,” kata Gus Mus.
Seluruh rambutnya sudah berwarna perak. Berpakaian dan bersarung putih, pun kopiah putih dan surban sewarna yang diselempangkan ke leher, Gus Mus gagah dan sangat berwibawa. Suara Beliau yang parau dan berat makin menciutkan nyali saya untuk memohon waktu bertemu. Namun, tak disangka, Gus Mus masih berkenan duduk di antara kami. Satu pertanyaan Gus Mus kepada saya, ”Lha mana kopinya? Sudah ngopi apa belum?”
Belum lagi saya menjawab, Gus Mus sudah menyahut, ”Sufi iku kudu ngopi!” Sejurus kemudian, Beliau memanggil seorang santri dan meminta dibikinkan kopi. Secangkir kecil kopi menemani kami bercengkerama beberapa saat. Meski sudah tidak merokok, Gus Mus membiarkan saya menghisap batang tembakau. Ucapan Beliau bahwa Sufi itu harus ngopi segera mengingatkan saya pada sosok Khalid, penggembala kambing di Kaffa, Abyssinia, abad 9 M.
Kini, Abbyssinia bernama Ethiopia. Waktu itu, kambing yang digembalakan Khalid sontak berlari-lari kencang seperti kelebihan tenaga setelah ia mengunyah beberapa lembar daun dan serumpun buah kemerahan yang mirip buah cherry. Di kemudian hari, Khalid menjadi tahu bahwa ternyata itu daun dan biji kopi. Biji-biji kopi ditumbuk dan direbus dengan air, jadilah minuman. Menghangatkan tubuh, menambah energi, pun membuat mata kuat melek.
Berkat jasa seekor kambing gembalaan, kaum Sufi pun menemukan kopi yang menemani mereka untuk tetap terjaga sepanjang malam dalam zikir dan pikir. Qiyamu ‘l-Lail, atau terjaga dan berjaga di malam hari dengan mendirikan salat, baca Al Qur’an, berzikir dan merenung sangat terbantu oleh Qahwa, sebutan lain untuk kopi. Dikembangkan oleh Sufi Ali bin Omar dari Yaman menjadi obat aneka penyakit, kopi terus menyebar ke seluruh dunia dengan banyak kisah.
Penyebaran kopi menorehkan riwayat panjang, mulai dari penanaman massal, penyebaran agama Islam, penjajahan, perbudakan, penyelundupan, hingga sejumlah eksekusi mati. Kini, mutiara-mutiara hitam itu tersedia dalam ragam pilihan di kedai-kedai kopi. Arabica dan Robusta disajikan dalam deret menu, dari kelas berat sampai kelas bulu. Darione shot espresso sampai kopi saset. Dari kopi dingin di gelas kurus tinggi sampai kopi panas di cangkir mungil.
Bisa berbeda harga hanya gara-gara berbeda nama. Kopi hitam yang di warung cuma Rp 2.000 bisa dibandrol Rp 20 ribu di coffee shop lantaran dilabeli dengan sebutan black coffee. Saya penggila kopi, tapi tidak terlalu gila. Sehari maksimal cuma enam atau tujuh cangkir kopi. Tidak berpengaruh juga jika saya menyesap secangkir kopi sebelum tidur. Hanya saja, sebal juga jika tiap nongkrong atau begadang, selalu kopi yang disajikan untuk saya.
Di alun-alun Tuban seusai ziarah ke makam Sunan Bonang, kopi lagi yang dipesankan Picus untuk saya. Mampir ke toko waralaba dalam perjalanan ke Lamongan untuk berziarah ke makam Sunan Drajat, saya dibelikan sekaleng kopi dingin. Di Gresik, sambil istirahat setelah turun dari mendaki anak-anak tangga ke makam Sunan Giri, lagi-lagi kopi yang Allah kirimkan kepada saya. Ternyata, sungguh benar penuturan Gus Mus di Leteh: “Sufi iku kudu ngopi.”
Secangkir kopi bisa sampai ke hadapan saya sesungguhnya suatu keajaiban luarbiasa. Kopi itu memiliki sejarah teramat panjang sejak dikenal Suku Galla di Afrika Timur pada 1000 tahun Sebelum Masehi (SM). Sebelum tiba di atas meja saya, secangkir kopi itu masih berupa biji-biji yang dipanen dari kebun-kebun kopi. Ribuan, bahkan jutaan manusia, bekerja mengerahkan jiwa raga, membanting tulang, memeras keringat, demi secangkir kopi saya ini.
Kopi bukan lagi minuman para sufi saja, tapi minuman bagi siapa pun, terutama yang memang berhasrat memfungsikan lidah bagian belakang untuk menyesap rasa pahit. Di cerpen berjudul “Mawar Hitam”, saya menulis, ”Aku secangkir kopi saja. Tanpa gula. Aku tak terlalu suka pemanis untuk hal-hal yang memang dikodratkan pahit.” Ah, andai boleh beribadah ditemani secangkir kopi di samping sajadah, saya mungkin akan lebih sering i’tikaf

Rabu, 17 Februari 2016

tor diskusi sejarah kpm temanggung dengan paradigma kebudayaan



TOR DISKUSI PERDANA
KPM TEMANGGUNG

Sejak didirikan pada tahun 1995 tepatnya pada 15 januari. Kpm temanggung mempunyai komitmen dalam visi dan misi yang telah dirintisnya. Sebagai gerakan pelopor berpikir maju bagi masyarakat temanggung. kpm T telah berusaha membangun mental putra dan putri daerah, demi terciptanya generasi yang lebih siap dalam menghadapi kehidupan yang selanjutnya. Kaerifan dan nilai-nilai budaya temanggung, yang telah mengakar pada kehidupan masyarakat selalau mereka pertahankan demi mengapai suatu kemajuan kebudayaan yang di cita-citakan bersama.
 Namun konstruksi kebudayaan yang telah terbangun sejak era kolonialisme. Memberikan suatu pemahaman  terhadap kita tentang akar dari terpuruknya budaya kepemimpinan kita. Budaya politik yang  yang telah bernafaskan KKN, telah melebur dalam jiwa elit masyarakat, dengan janji manis parapujangga. Rakyat telah di bodohi dengan puisi-puisi perjuanganya. dibodohi dengan kata manis yang berucap kesejahteraan a

Dengan realitas kesejahteraan palsu. Yang ditawarkan di era orde baru. Pada era jokowi ini Telah mmembuat masyarakat terlalu rindu akan kesejahteraan seperti yang di gaungkan soeharto dulu. Sehingga dengan didirikanya organisasi ini. Akan mampu mengugah kesadaran masyarakat. Agar tidak terjebak dalam romantisme sajarah. Yang berujung pada demoralisasi budaya masyarakat. Perlu kita ingat 1998, sejarah mahasiswa memang bisa meruntuhkan suharto dari singasananya. Namun mereka tak bisa meruntuhkan idiologi beserta Elit-elit politiknya. Warisan idiologinya justru menjadi motivasi politik yang di gunakan sebagai syair kesejahterakan rakyat.
Berawal dari keresahan itu. Maka berbagai organisai muncul salah satunya kpm. Yang akan mementuk insan intelektual yang berkesadaran kritis dan yang akan memberikan bakti pengabdianya terhadap kemajuan kab.temanggung. dimana ketika suatu elemen terkecil dari instansi negara itu dapat dikatakan sejahtera. maka kita tak perlu menunggu terlalu lama agar pemerintah pusat merealisasikan puisi-puisinya untuk memajukan daerah. ”dari daerah kita bangun indonesia” mungkin begitu slogan yang semestinya kita renungkan. Selanjutnya selapas dari sejarah siapa kita. Sejarah berdirinya KPM T juga akan kita ulas besok, semoga generasi kpm T. mampu memberikan jembatan bagi rakyat kepada pemerintah. Serta mampu merealisasikan idealitas mahasiswa sebagai agan of change dan agan of control.

Akankah KPM membuktikan bahwa kinerjanya benar-benar memberikan nafas bagi ruh temanggung, ataukah program kerja kpm kedepan mampu memajukan temanggung. saya tunggu kehadiran teman-teman dalam diskusi perdana yang akan di adakan besok jam 3 di UIN suka.

SALAM KPM.




sajak santri

 PEMIMPIN

Melewati batas yang tak pernah terpikirkan
Seperti penguasa yang enggan mati dengan kemiskinan
Seraya anggukan kepala demi kebohongan
Layaknya ia mampu memukul para pengemis berkeliaran
Membodohi dengan kata manis yang berucap kesejahteraan
Apa iya? keadilan akan tercipta
Dengan mulut busuk yang selalu berbicara nista
Apa tidak terpikir ? darah berlinang demi kemerdekaan
Kau lewati saja rakyat pinggir sungai yang mati kelaparan
Atas kemurkaanmu para pemimpin yang mengemis demi uang
Lihatlah fitrahmu yang sejati
Enggankah kau berbicara dengan malam yang memberi arti
Bukankah kau tercipta dari cinta
Kenapa kau dengan mudah mengelakkan cinta
Sungguh aku rindu pemimpin yang selalu merindu
Merindu kami rakyat kecil pinggir sungai







DIKUTIP DARI MAJALAH SANTRI GUSDURIAN

Minggu, 14 Februari 2016

FALSAFAH REVOLUSI KEBUDAYAAN DI PRANCIS



FALSAFAH REVOLUSI KEBUDAYAAN DI PRANCIS
Sebuah jawaban atas fenomena kebudayaan modern yang mempengaruhi dunia


M
engapa revolusi kebudayaan itu terjadi di prancis. Dan kenapa revolusi itu terjadi pada abad 18. Pada dasarnya sauatu perubahan tatanan kebudayaan dari klasik menuju modern itu tak bisa blepas dari factor-faktor pendukungnya. terjaadinya revolusi itu di latarbelakangi oleh kekuatan yang sangat kuat yang mampu merubah tatanan kebudayaan itu. Factor besar yang menentukan revolusi itu, menurut hemat saya ada 3 yaitu, pertama ditemukanya mesin mesiu yang menandakan berakhirnya kekuasaan feudal. Yang membentengi dirinya dengan kekuatan penghancur. Kedua mesin cetak. Berati bahwa pengetahuan tidak hanya eksklusif milik elit penguasa, melainkan sudah saatnya pengetahuan dan informasi menyebar ke seluruh lini masyarakat. Yang ketiga adalah penemuan kompas. Yang menandakan akan dimulainya pengembaraan dan perjalanan yang massif. Nah dari tiga factor itu sangat memungkinkan suatu perkembangan yang lebih dinamis kearah modernitas, dari factor pendukung inilah masyarakat modern akan terbentuk dan menurut saya dari perkembangan ini akan melahirkan suatu kebiasaan hidup yang baru. Yang akan ditaandai dengan berubahnya konstruksi social dan ekonomi serta perubahan cara berpikir manusia di sana. Dan tentunya perubahan ini akan penulis sambung dengan penjelasan di bawah ini.
1.      Perubahan ekonomi yang menjadi sebab adanya kapitalisme dan revolusi industri.
            Pada hakikatnya kapitalisme dalam produksi mempunyai tujuan untuk menambah modal, bukan untuk makan sendiri. selama produksi ekonomis (alamiah, masa prakapitalis)  pada dasarnya produksi ini adalah untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. dan ini masih dalam batas-batas alamiah. Nah dalam kapitalisme baru batas-batas ini lebur dan hilang karna orientasi dari kapitalisme ini adalah modal bukan kebutuhan sendiri. Karna modal dapat di akumulasikan tanpa batas. Sehinga semakin besar modal maka akan semakin besar kedudukanya dalam proses produksi(main saham). System pikir ini sangat berbeda dengan pikiran produksi prakapitalis. Karna dulu tujuan mereka berproduksi hanya untuk memperluas produksinya dan menguasai pasaran dan itu juga sangat dinamis. Karna dengan adanya system yang seperti ini. Pada abad ini juga terdapat perubahan pola penelitian. industri kapitalis memaksa teknologi untuk tidak lagi digunakan untuk meneliti alam guna mencari pengetahuan semata (ex;teleskop,tropong), melainkan menerapkan pengatahuan itu untuk mengahsilkan teknologi yang mendukung proses industry.
2.      Penemuan subjektivitas modern (manusia sebagai subjek bukan objek)
Dalam hal ini dimaksudkan bahwa posisi manusia ialah sebagai subjak yang memandang alam, manusia, tuhan dan berbagai realitas yang ada, kesadaran diri manusia inilah yang di pandang sebagai subjek yang terus berpikir secara sadar. Ini sesuai dengan pengertian makna “subjek” menurit Hegel dan Sartre. Menurut hegel (1770-1832) manusia itu bukan subtansi melainkan subjek, subtansi disini dalam arti bahwa manusia adalah benda (bukan jiwa) atau lebih bersifat fisik yang cenderung di kendalikan oleh factor-faktor diluar dirinya. Manusia yang sekarang lebih menjiwai dirinya sebagai subjek, akan menjadi pusat kesadaran dan akan mengendalikan sesuatu yang ada di dunia. Contoh hujan lebat akan membuat orang-orang yang beraktivitas terhenti. Sementara jika manusia sebagai subjek ia akan mencari alternative untuk mensiasati, agar dirinya tetap dapat beraktivitas. Namun jika manusia sebagai objek ia akan cenderung berhenti beraktivitas dan menunggu sampai hujan reda. Disini dimaksudkan nahwa manusia adalah sebagai pusat pengendali atas dirinya. Untuk pengendalian terhadap alam penulis yakin bahwa pembaca lebih mampu dalam menerangkan hal ini. Secara sederhana penulis mengatakan bahwa ini adalah konsep kholifatullah fil ardi, yang berati bahwa manusia harus mengambil sikap yang arif dan mampu mengelola dunia yang di wariskan oleh Tuhan dengan kesempurnaanya. Jadi manusia itu tidak sekedar hadir di dunia melainkan ia adalah utusan tuhan yang secara sadar akan memimpin dunia, dengan berpikir, berefleksi dan mengambil jarak secara kritis, bebas dan bertanggung jawab.
            Dalam pengertian yang lebih arogan. Penulis katakan bahwa abad renaisans pasca revolusi prancis itu dalam prosesnya adalah perwujudan konsep kholifatillah fil ardi, bagaimana tidak, sederhananya konstruksi budaya yang menempatkan manusia sebagai subjek ialah bagian penting dari syarat manusia sebagai kholifah. Karna konstruksi budaya yang telah terbangun benar-benar menepatkan dan memandang manusia sebagai pemimpin entah kepada diri-sendiri ataupun orang lain. nah keadan inilah yang akan menyumbang terhadab budaya modern yang lebih berbudaya demokratis dan mempunyai etos kerja tinggi. Dan selanjutnya manusia adalah penentu segalanya di bawah tuhan.
3.      rasionalisme
Rasionaisme adalah inti dari polapikir budaya modern, isme ini bermaksud menuntut agar semua claim dan wewenang di pertangungjawabkan secara argumentative. Dengan argument yang tidak didasarkan pada keyakinan semata. Tetapi argument ini harus di dasarkan pada sesuatu yang logis. Karna term kebenaran yag diyakini oleh kaum rasionalis ini adalah sesuatu itu katakanlah benar, jika dapat dibuktikan dengan akal dan kebenaran itu dianggap sah apabila ada kesepakatan yang rasional(ijmak).
Ciri-ciri rasionalisme
a.      Kepercayaan pada kekuatan akal budi manusia.
Ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala apa yang Nampak itu pada adasarnya adalah rasional. Dan semua yang tidak dapat dibuktikan dengan akal itu dianggap tdak ada. Namun perlu kita inggat bahwa pada dasarnya sesuatu yang ada itu tidak mungkin dapat di lihat dari satu dimensi saja. Dimensi rasional hanyalah satu diantara kekuatan manusia yang diberikan tuhan untuk memahami ciptaanya. Dan segala apa yang ada itu pasti dapat di buktikan dan  akan terlihat juga. Jika kita mau melihat dari dimensi yang lain pula. Karna tidak mungkin satu dari 4 arah itu bisa melihat segalanya tanpa batas.
Dengan adanya rasionalisme ini dapat dikatakan bahwa budaya rasionalisme menolak paham yang masih patuh kepada dogma. Pada masa itu masayarakat mengklaim bahwa mereka telah melewati masa-masa yang diselimuti dengan kegelapan, karna tunduk dan percaya terhadap dogma gereja, yang memaksa mereka untuk meyakini ajaranya. Dan tak boleh ada yang membantahnya. (taklid). Dengan ini mereka optimis akan menjadi budaya yang maju dengan kesempurnaamn moral(etika).
b.      Penolakan terhadap tradisi, dogma, dan otoritas.
Dalam bidang agama, adanya dogma yang di kuasai oleh otoritas religious, yang mendasarkan dogma itu atas dasar kitab suci. Pada perkembanganya dan pada masa ini pula mulai di pertanyakan kebenaraya. Mereka mulai malakukan pemikiran kritis dan melakukan metode kritik literer(harfiah), sejarah dan hermenetika. Satu yang khas dari keagamaan pada zaman Aufklarung adalah agama direduksi hanya sebagai ajaran moral belaka. Jadi yesus hanya dijadikan panutan hidup yang baik dalam arti moral.
Pendekatan rasionalisme ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap ilmu-ilmu pengatahuan. Karna jika kita lihat pada abad 16 dan 17 ilmu-ilmu alam itu di jalankan secara dogmatis. Dan dalilnya didasarkan pada pemikiran ahli pada abad zunani kuno, terutama aristoteles. Tentu saja ilmu-ilmu pengetahuan semacamitu mandul. Dan ingat bahwa rasionalisme menolak jika tradisi digunakan sebagai dasar ilmu pengatahuan.
c.       Mengembangkan metode baru dalam ilmu pengetahuan.
Sesuatu yang mengindikasikan adanya modernitas adalah di temukanya metode baru dalam ilmu pengetahuan. Yang pada hakikatnya hanya terdiri dari 2 unsur yaitu pengamatan dan experiment. Dalam contoh seorang ilmuwan yang telah mengamati penemuanya di alam, melakukan experiman, ia mencampurkan 2 unsur kimia yang di temukanya. Jadi bisa di ketahui gerak benda alamiah, perubahan benda kimia apa yang akan terjadi jika 2 zat di campurkan, dan sebagainya. Nah dalam metode ini mereka lebih menekankan experiment daripada hanya berspekulasi seperti ilmu filsafat dan sosial zaman dulu.
d.      Sekularisasi
Dimaksudkan Dalam artian ini bahwa sekularisasi adalah suatu idiologi dan sikap hidup yang dengan tajam membedakan antara tuhan dan dunia, dan mengangap dunia’ sebagai sesuatu yang dunawi saja. Sekularisasi ini tidak mengakui unsur-unsur keramat dan gaib dari dunia. Nah karna paham sekularisasi ini serig di pertanyakan, ada baiknya saya perjelas dengan alasan yang tepat.
Pada mulanya istilah sekularisasi ini mempunyai arti  yang jelas. Yaitu; Penyitaan tanah dan gedung-gedung milik gereja. Dalam artian bahwa kekayaan duniawi yang dimiliki gereja di beberapa Negara eropa itu di sita oleh Negara. Di jerman misalnya.
Tetapi pada zaman sekarang ini kata sekularisasi itu sering di maknai dengan mundurnya dimensi kekuatan adiduniawi dari segala lingkungan duniawi. Sebenarnya makna sekularisasi ini harus di bedakan dengan TEGAS dengan sekularisme. Karna pada dasarnya sekularisme adalah sikap yang menentang pengaruh agama atas kehidupan masyarakat. Dalam artian ini adalah sikap anti agama. Sedangkan sekularisasi itu dapat di sebut penduniawian dunia. Sebagai pendewasaan dan kemandirian bidang bidang duniawi terhadap percampuran alam adiduniawi. Sebagai itu sekularisasi tidak bertentangan dengan agama monoteis. Malahan dapat di katakan sebagai implikasi kesadaran akan trsnsendensi allah. Allah sebagai pencipta tidak mungkin tercampur dengan dunia sebagai ciptaanya, kata dr.franz magnis. Namun sekularisasi ini memang bertentangan dengan paham tradisional, yang mengangap kesatuan antara manusia, alam dan tuhan mempunyai kesatuan hubungan yang sangat erat. Bagi manusia modern. 3 hubungan antara tuhan, alam dan manusia itu sudah tidak mempunyai hubungan secara langsung lagi. 
Sekularisasi dalam perkembanganya sangat terasa pada 3 bidang.
1.      Demitologisasi sejarah.
Jadi sejarah dan mitos dipisahkan secara TEGAS. Walaupun motodologi ilmu sejarah sudah canggih. Namun dalam artian tertentu cita-cita sejarahwan ini ingin mencari data sejarah dengan sebenar-benarnya. Dan sesuai dengan apa yang terjadi menurut akal sehat.
2.      Alam kehilangan sifat ghaib.
Orang modern pada zaman ini tidak mungkin percaya akan hal-hal yang misterius(silahkan di ingat 3 periodisasi manusia). Namun jika kita lihat realitas pada zaman ini. Banyak manusia modern yang dengan jelas tidak mengakui tahayul, namun dalam ketidaksadaranya mereka masih mempercayai hal-hal yang ghaib. Namun mereka menyembunyikanya demi mematuhi norma-norma modernitas.  
3.      Terpisahnya antara Negara dan agama.
Dalam artian khusus bahwa agama tidak menjadi system yang mengatur negara. Dan Negara secara khusus tidak memilih agama sebagai dasar idiologinya. Namun dasar idiologi Negara ini di tempatkan di atas prinsip kamanusiaan. Dan agama ditempatkan sebagai penyempurna kehidupan bermasyarakat di dalam bernegara.