Kamis, 01 Mei 2014

Dialog bayi dalam kandungan dengan tuhanya dalam


Suatu ketika, seorang bayi siap dilahirkan
ke dunia. Menjelang dikeluarkan ke alam
dunia, dia bertanya kepada Tuhan yang
menciptakannya:

Bayi: “Tuhan, para malaikat di sini
mengatakan bahwa besok aku akan dilahirkan
ke dunia. Tetapi, bagaimana caranya aku
hidup di sana? Aku begitu kecil dan lemah.”
Tuhan: “Aku telah memilih satu malaikat
untukmu. Ia akan selalu menjaga dan
menyayangimu setiap saat.”
Bayi: “Tapi aku sudah betah di surga ini, apa
yang kulakukan hanyalah bernyanyi dan
tertawa, ini cukup bagiku untuk bahagia.”
Tuhan: “Malaikatmu akan bernyanyi dan
tersenyum untukmu setiap hari dan kamu
akan merasakan kehangatan cintanya dan
lebih berbahagia.”
Bayi: “Apa yang dapat kulakukan kalau aku
ingin berbicara padamu?”
Tuhan: “Malaikatmu akan mengajarkan
bagaimana cara kamu berdoa.”
Bayi: “Aku mendengar bahwa di bumi banyak
orang jahat. Siapa yang akan melindungiku
Tuhan”?
Tuhan: “Malaikatmu akan melindungimu
dengan taruhan jiwa raganya.”
Bayi: “Tapi aku akan bersedih karena tidak
melihat Engkau lagi.”
Tuhan: “Malaikatmu akan menceritakan
kepadamu tentang Aku, dan akan
mengajarkan bagaimana agar kamu bisa
kembali kepada-Ku, walaupun
sesungguhnya Aku selalu berada di
sisimu.”
Saat itu surga begitu tenangnya … sehingga
suara dari bumi pun dapat terdengar dan sang
anak dengan suara lirih bertanya:
Bayi: “Tuhan… jika aku harus lahir ke dunia
sekarang, bisakah Engkau memberitahuku,
siapa nama malaikat di rumahku itu nanti”?
Tuhan: “Kamu akan memanggil
malaikatmu itu dengan sebutan: I… B… U
…”
____________________
Kenanglah ibu yang menyayangimu. Untuk ibu
yang selalu meneteskan air mata ketika kau
jauh darinya. Ingatkah engkau ketika ibumu
rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur
nyenyak dengan dua selimut membalut
tubuhmu?
Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap
lembut kepalamu? Dan ingatkan engkau ketika
air mata menetes dari mata ibumu ketika ia
melihatmu terbaring sakit. Sesekali jenguklah
ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu
di rumah tempat kau dilahirkan. Kembalilah
dan mohon maaf pada ibumu yang selalu rindu
akan senyumanmu. Jangan biarkan kau
kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan
di masa datang ketika ibu telah tiada. Tak ada
lagi di depan pintu yang menyambut kita, tak
ada lagi senyuman indah tanda bahagia, yang
ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya
… yang ada hanyalah baju yang digantung di
lemarinya… Tak ada lagi … dan tak akan ada
lagi … yang akan meneteskan air mata
mendo’akanmu disetiap hembusan nafasnya.
Pulang..dan kembalilah segera … peluklah ibu
yang selalu menyayangimu … Ciumlah kaki ibu
yang selalu merindukanmu dan berikanlah
yang terbaik di akhir hayatnya..