Kamis, 01 Mei 2014

rahasia & manfaat sujud dalam sholat dalam otak




Shalat yang dikerjakan orang muslim zaman
sekarang hanyalah untuk menggugurkan
kewajiban saja. Mereka tidak memikirkan
menfaat dari shalat itu sendiri. Padahal jika
kita teliti lebih dalam, dalam setiap gerakan
shalat itu sangat mengandung manfaat yang
sangat luar biasa. Misalnya saja pada saat
sujud. Berikut adalah sebuah kisah tentang
manfaat sujud saat shalat.
Seorang dokter di Amerika telah memeluk
Islam karena beberapa keajaiban yang
ditemuinya dalam penyelidikannya. Dia amat
kagum dengan penemuan tersebut, sehingga
tidak dapat diterima oleh akal fikiran.
Dia adalah seorang dokter neurologi. Setelah
memeluk Islam, dia amat yakin akan
pengobatan secara Islam dan dengan itu telah
membuka sebuah klinik yang bertemakan
“Pengobatan Melalui Al-Quran”.
Kajian pengobatan melalui Al-Quran
membuatkan obat-obatannya berpatokan apa
yang terdapat di dalam Al-quran. Diantara
cara-cara yang digunakan adalah berpuasa,
mengkonsumsi madu, biji hitam (blackseed)
dan sebagainya.
Apabila ditanya bagaimana dia tertarik untuk
memeluk Islam, maka doktor tersebut
memberitahu bahwa semasa beliau melakukan
kajian urat saraf, terdapat beberapa urat saraf
di dalam urat manusia yang tidak dimasuki
oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia
memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi
secara normal.
Setelah membuat kajian yang memakan waktu
cukup lama, akhirnya beliau mendapati bahwa
darah tidak akan memasuki urat saraf di
dalam otak manusia melainkan pada saat
seseorang itu sedang sujud ketika
mengerjakan shalat.
Urat tersebut memerlukan darah hanya untuk
beberapa saat saja. Yakni, darah hanya akan
memasuki urat tersebut mengikut kadar shalat
waktu yang diwajibkan oleh Islam.
Columbia University State pernah melakukan
penelitian tentang otak. Ternyata, di otak
terdapat sebuah bagian yang tidak teraliri
darah. Tapi, bagian tersebut dapat teraliri
darah bila kita melakukan gerakan khusus
seperti sujud yang dilakukan pada waktu-
waktu tertentu.
Walaupun tidak menyebutkan secara
gamblang tentang waktu-waktu tersebut, tapi
waktu-waktu tersebut berada sekitar shalat
lima waktu yang kita (umat Islam) lakukan
setiap hari.
Efek dari teralirinya bagian dari otak tersebut
adalah dapat membuat kerja otak menjadi
maksimal. Sehingga, kemampuan otak dalam
bekerja (seperti, menghitung, menghapal,
belajar dan lain-lain) bisa lebih baik dan
tentunya menambah kecerdasan otak kita.
Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi
barang siapa yang tidak menunaikan shalat,
maka otaknya tidak akan dapat menerima
darah yang secukupnya untuk berfungsi secara
normal.
Dengan demikian, kejadian manusia ini
sebenarnya adalah untuk menganut agama
Islam ‘sepenuhnya’ karena sifat fitrah
kejadiannya memang telah dikaitkan oleh
Allah dengan agama-Nya yang indah ini.
Kesimpulannya: Makhluk Allah yang bergelar
manusia yang tidak shalat, apalagi yang tidak
beragama Islam, walaupun akal mereka
berfungsi dengan secara normal tetapi
sebenarnya dalam sesuatu keadaan mereka
akan kehilangan keseimbangan dalam
membuat keputusan yang normal. Terbukti
kembali jika kitalah sebenarnya yang memiliki
dasar darah yang baik, ketimbang pemeluk
agama lain