Rabu, 16 Mei 2018

perjalanan


Bismillahirahmanirahim,
Mulai belejar menulis.
Hari dimana kupacu semangat untuk menulis sebuah pikiran, membahasakan angan-angan, dan menerjemahkan fikiran—fikiran yang selalu menerobos kedalam bilik-bilik malam. Ampun aku ketika diriku teseret kesana dan kemari dan tertawa, bukan lirikanya payung teduh lho. Nah inilah bukti ketika sebuah perjalanan terlaksana, tak bisa kupaksa untuk melangkah, lurus dan terus berjalan, kadang menepi dan berteduh diam dalam pelarian. Namun jiwa ini terus berpacu dalam arus, membakar semangat dan meraih cita nan mulia, manjadikan orang baik- baik laksana sinar muhammad. Sekian terimakasih.

Rabu, 04 Mei 2016

TOR DISKUSI KPM TEMANGGUNG MENCARI IDIOLOGI DAN PARADIGMA

tor diskusi kpm temanggung
mencari idiologi dan paradigma

Pancasila adalah satu idiologi yang telah diakui oleh bangsa kita, Perumusan pandangan dasar ini berawal dari kegelisahan bangsa Indonesia untuk menentukan sikap, dari pergolakan internal bangsa Indonesia sendiri maupun dari external dari pergolakan idiologi dunia. Sebagaimana kita ketahui. Perang idiologi di dunia sangat gencar dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Berawal dari abad 18 yang telah mengembor-gemborkan idiologi kapitalisme, yang berkacamata konservatif dan cenderung menentang perubahan serta mempertahankan nilai2 tradisional. Maka dengan adanya suatu pandangan dasar ini, pada zaman ketika itu kapitalisme telah merubah keadaan menjadi lebih maju. Namun seiring berjalanya waktu idiologi kapitalisme ini dipandang sudah usang, ketika ditarik peranya dalam memandang segala realitas kehidupan saat ini. Terlebih lagi idiologi ini gagal dalam menjawab segala tantangan zaman. Maka datanglah pandangan baru yaitu neo-liberalisme yang membebasan pera inindividu dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dan meminimalisir peran pemerintah. Namun dengan dengan semangat modernitas akhirnya kedua idiologi ini dianggap kuno dan harus diganti dengan idiologi yang relevan dengan konteks semanggat zaman.
 Dengan adanya dialektika zaman kapitalis ke zaman neo-lib. Maka sebagai jawabanya digagaslah idiologi demokrasi social. dengan pendekatan institusional maka diharapkan akan memeksimalakan peran semua pihak. Terutama pihak pemerintah yang secara pro-aktiv mengatasi segala problema bangsa. Maka dengan berbagai pertimbangan kpm temanggung sudah saatnya menentukan sikap dalam menghadapi segala permainan zaman.
Lanjut gan------.
Dalam mensikapi hal itu kpm yang telah berdiri Sejak 1995 tepatnya pada 15 januari. Kpm temanggung yang telah mempunyai komitmen dalam visi dan misi yang telah dirintisnya. Sebagai gerakan pelopor berpikir maju bagi masyarakat temanggung. Kpm T telah berusaha membangun mental putra dan putri daerah, demi terciptanya generasi yang lebih siap dalam menghadapi kehidupan yang selanjutnya. Kaerifan dan nilai-nilai budaya temanggung, yang telah mengakar pada kehidupan masyarakat selalau mereka pertahankan demi mengapai suatu kemajuan kebudayaan yang di cita-citakan bersama.
Selanjutnya, Kami pikir saudahsaatnya kpm mengambil sikap terhadap pergolakan internal maupun eksternal bangsa indonesia. dengan mencari suatu arah gerak organisasi, maka akan sangat dibutuhkan pencarian jatidiri idiologi yang pas dengan kpm konteks saat ini. Maka diharapkan selanjutnya, terciptanya suatu cara pandang kritis dalam menghadapi berbagai problema yang ada di daerah.

Sehubungan dengan hal itu maka kami akan mengadakan diskusi dan belajar bersama pada,

Hari/tanggal    : Rabu sore / 16 maret 2016
Pukul               : 16.00 wib
Tempat            : Bscame KPM Temanggung

Terimakasih.

ttd

PPSDA

tor diskusi ekonomi politik ikpm Temanggung




Politik-
Membaca kondisi Negara Indonesia saat ini, di masa pasca reformasi. masih selalu hangat untuk diperbincankan terutama dalam masalah sosial. Namun di dalam kancah nasional, hal ini memerlukan tenaga yang tidak sedikit untuk memetakan antara social dan politik. Karna politik selalu menemukan passionya dalam setiap langkah gerakanya. pergerakan politik tidak akan menyia-yiakan hal apapun yang ada di depanya. Jika hal itu dinilai menghalangi maka tak perlu  berpikir lama, sesuatu yang menghalangi itu akan di brangus demi melancarkan apa yang menjadi tujuanya. Nah di dalam negara Indonesia, konteks social Negara sangat berbeda dengan konteks social masyarakat. Karna hubungan social yang ada di masyarakat justru terjadi karna kesadaran perasudaraan. Namun jika melihat interaksi social yang ada di elit masyarakat(pejabat Negara) hubungan mereka cenderung di bangun atas dasar kepentingan. Maka dapat ditarik kesimpulan tradisi yang ada dalam perpolitikan nasional adalah tradisi yang mementingakan diri sendiri. 
Py gan
Keadaan ini diperparah lagi dengan terbuktinya janji-janji politik yang sama sekali jauh meningalkan realistas, sehinga janjinya pun sangat sulit terealisasi,janji mereka pun cenderung dibangun atas ukuran kesejahteraan sendiri, bukan atas dasar kebutuhan masyarakat, sehinga masyarakat hanya bisa berharap serangan fajar (politik uang lainya) dapat di naikan nilai rupiahnya, setelah itu mereka bebas mau menjungkalkan mana yang ia sukai ,sesuai dengan kehendak rakyat. Bukan sebuah idealitas namun ini realitas. Kaedaan rakyat yang meminta uang lebih untuk perjanjian politik demi membeli sembako. Bisa saja dalam Keadaan yang seperti ini terjadi. Dan sudah menjadi hal biasa di budaya politik kita, Yang memperkuat suatu stereotip bahwa politik itu memang kotor.
antusiasme anak anak bangsa ini memang sangat tinggi dalam membangun bangsa ndonesia. Sayangnya ambisi kebangsaan mereka justu terfokus padakepuasan diri sendiri bukan kesejahteraan bangsa.secara idiologis dalam pembukaan UUD 45 telah disebutkan dengan jelas bahwa, Negara melindungi segala tumpah darah, namun yang dilindungi, larut dalam ambisi membangun negri ,mereka justru saling menumpahkan darah antar golongan, maka jangan berpikir terlalu lama, jika hanya mau mengatakan” negera akan tumpah darahnya karna rakyat”.
Tulisan ini bukan apa-apa, tak lebih hanyalah sebuah pengantar diskusi yang akan kita adakan pada:
Waktu  : rabo sore jam 4 tanggal  24 maret 2016

Tempat: UTY kampus 2

Sufi atau secangkir kopi manis

Sudah lima belas jam saya menunggu Gus Mus di kediamannya di Leteh, Rembang, Jawa Tengah. Datang pukul tiga dinihari, saya disambut seorang santri Pesantren Raudlatut Thalibin dan dibikinkan secangkir kopi tubruk. Tak lama setelah salat Subuh berjamaah, saya minta izin meluruskan punggung. Pagi setelah bangun tidur sejenak, saya kembali ke ruang tamu. Sudah ada Gus Wahyu Salvana, suami putri Gus Mus: Ning Raabiatul Bisyriyah Sybt.
Secangkir kopi yang masih mengepul uap sudah terhidang. Saya, yang kali ini sowan kepada Gus Mus, Plt Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang bernama lengkap KH A. Mustafa Bisri, tanpa bikin janji memang harus mengambil risiko: menunggu. Saya tahu Gus Mus sedang di Bekasi, tapi saya tetap saja berangkat dari Jakarta ke Semarang, lalu lanjut ke Rembang setelah ziarah ke makam Sunan Kudus — kemudian ke Tuban.
Dalam berniat, saya memiliki pilihan: menetapi niat atau membatalkan niat. Saya mengajukan pilihan itu kepada Agus “Picus” Affianto, dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang menemani saya dari Semarang. “Saya pilih menetapi niat, Gus,” serunya. Picus dan seorang santri saya dari Pekalongan memang terlihat letih menunggu, namun kami mengisi jam demi jam dengan mengobrol. Ba’da Maghrib, Gus Mus akhirnya rawuh.

,Saya tidak yakin, dan memang tidak terlalu berharap lagi, Gus Mus akan menemui kami. Bersalaman dengan Beliau yang baru turun dari mobil saja sudah sangat melegakan, tak perlu lagi saya berharap lebih. Apalagi, Beliau pasti sangat capek setelah serangkaian perjalanan panjang. “Orang-orang itu salah menilai saya. Dikiranya saya ini makin lama makin muda. Makin tua kok malah makin sibuk karena semakin banyak undangan,” kata Gus Mus.
Seluruh rambutnya sudah berwarna perak. Berpakaian dan bersarung putih, pun kopiah putih dan surban sewarna yang diselempangkan ke leher, Gus Mus gagah dan sangat berwibawa. Suara Beliau yang parau dan berat makin menciutkan nyali saya untuk memohon waktu bertemu. Namun, tak disangka, Gus Mus masih berkenan duduk di antara kami. Satu pertanyaan Gus Mus kepada saya, ”Lha mana kopinya? Sudah ngopi apa belum?”
Belum lagi saya menjawab, Gus Mus sudah menyahut, ”Sufi iku kudu ngopi!” Sejurus kemudian, Beliau memanggil seorang santri dan meminta dibikinkan kopi. Secangkir kecil kopi menemani kami bercengkerama beberapa saat. Meski sudah tidak merokok, Gus Mus membiarkan saya menghisap batang tembakau. Ucapan Beliau bahwa Sufi itu harus ngopi segera mengingatkan saya pada sosok Khalid, penggembala kambing di Kaffa, Abyssinia, abad 9 M.
Kini, Abbyssinia bernama Ethiopia. Waktu itu, kambing yang digembalakan Khalid sontak berlari-lari kencang seperti kelebihan tenaga setelah ia mengunyah beberapa lembar daun dan serumpun buah kemerahan yang mirip buah cherry. Di kemudian hari, Khalid menjadi tahu bahwa ternyata itu daun dan biji kopi. Biji-biji kopi ditumbuk dan direbus dengan air, jadilah minuman. Menghangatkan tubuh, menambah energi, pun membuat mata kuat melek.
Berkat jasa seekor kambing gembalaan, kaum Sufi pun menemukan kopi yang menemani mereka untuk tetap terjaga sepanjang malam dalam zikir dan pikir. Qiyamu ‘l-Lail, atau terjaga dan berjaga di malam hari dengan mendirikan salat, baca Al Qur’an, berzikir dan merenung sangat terbantu oleh Qahwa, sebutan lain untuk kopi. Dikembangkan oleh Sufi Ali bin Omar dari Yaman menjadi obat aneka penyakit, kopi terus menyebar ke seluruh dunia dengan banyak kisah.
Penyebaran kopi menorehkan riwayat panjang, mulai dari penanaman massal, penyebaran agama Islam, penjajahan, perbudakan, penyelundupan, hingga sejumlah eksekusi mati. Kini, mutiara-mutiara hitam itu tersedia dalam ragam pilihan di kedai-kedai kopi. Arabica dan Robusta disajikan dalam deret menu, dari kelas berat sampai kelas bulu. Darione shot espresso sampai kopi saset. Dari kopi dingin di gelas kurus tinggi sampai kopi panas di cangkir mungil.
Bisa berbeda harga hanya gara-gara berbeda nama. Kopi hitam yang di warung cuma Rp 2.000 bisa dibandrol Rp 20 ribu di coffee shop lantaran dilabeli dengan sebutan black coffee. Saya penggila kopi, tapi tidak terlalu gila. Sehari maksimal cuma enam atau tujuh cangkir kopi. Tidak berpengaruh juga jika saya menyesap secangkir kopi sebelum tidur. Hanya saja, sebal juga jika tiap nongkrong atau begadang, selalu kopi yang disajikan untuk saya.
Di alun-alun Tuban seusai ziarah ke makam Sunan Bonang, kopi lagi yang dipesankan Picus untuk saya. Mampir ke toko waralaba dalam perjalanan ke Lamongan untuk berziarah ke makam Sunan Drajat, saya dibelikan sekaleng kopi dingin. Di Gresik, sambil istirahat setelah turun dari mendaki anak-anak tangga ke makam Sunan Giri, lagi-lagi kopi yang Allah kirimkan kepada saya. Ternyata, sungguh benar penuturan Gus Mus di Leteh: “Sufi iku kudu ngopi.”
Secangkir kopi bisa sampai ke hadapan saya sesungguhnya suatu keajaiban luarbiasa. Kopi itu memiliki sejarah teramat panjang sejak dikenal Suku Galla di Afrika Timur pada 1000 tahun Sebelum Masehi (SM). Sebelum tiba di atas meja saya, secangkir kopi itu masih berupa biji-biji yang dipanen dari kebun-kebun kopi. Ribuan, bahkan jutaan manusia, bekerja mengerahkan jiwa raga, membanting tulang, memeras keringat, demi secangkir kopi saya ini.
Kopi bukan lagi minuman para sufi saja, tapi minuman bagi siapa pun, terutama yang memang berhasrat memfungsikan lidah bagian belakang untuk menyesap rasa pahit. Di cerpen berjudul “Mawar Hitam”, saya menulis, ”Aku secangkir kopi saja. Tanpa gula. Aku tak terlalu suka pemanis untuk hal-hal yang memang dikodratkan pahit.” Ah, andai boleh beribadah ditemani secangkir kopi di samping sajadah, saya mungkin akan lebih sering i’tikaf

Rabu, 17 Februari 2016

tor diskusi sejarah kpm temanggung dengan paradigma kebudayaan



TOR DISKUSI PERDANA
KPM TEMANGGUNG

Sejak didirikan pada tahun 1995 tepatnya pada 15 januari. Kpm temanggung mempunyai komitmen dalam visi dan misi yang telah dirintisnya. Sebagai gerakan pelopor berpikir maju bagi masyarakat temanggung. kpm T telah berusaha membangun mental putra dan putri daerah, demi terciptanya generasi yang lebih siap dalam menghadapi kehidupan yang selanjutnya. Kaerifan dan nilai-nilai budaya temanggung, yang telah mengakar pada kehidupan masyarakat selalau mereka pertahankan demi mengapai suatu kemajuan kebudayaan yang di cita-citakan bersama.
 Namun konstruksi kebudayaan yang telah terbangun sejak era kolonialisme. Memberikan suatu pemahaman  terhadap kita tentang akar dari terpuruknya budaya kepemimpinan kita. Budaya politik yang  yang telah bernafaskan KKN, telah melebur dalam jiwa elit masyarakat, dengan janji manis parapujangga. Rakyat telah di bodohi dengan puisi-puisi perjuanganya. dibodohi dengan kata manis yang berucap kesejahteraan a

Dengan realitas kesejahteraan palsu. Yang ditawarkan di era orde baru. Pada era jokowi ini Telah mmembuat masyarakat terlalu rindu akan kesejahteraan seperti yang di gaungkan soeharto dulu. Sehingga dengan didirikanya organisasi ini. Akan mampu mengugah kesadaran masyarakat. Agar tidak terjebak dalam romantisme sajarah. Yang berujung pada demoralisasi budaya masyarakat. Perlu kita ingat 1998, sejarah mahasiswa memang bisa meruntuhkan suharto dari singasananya. Namun mereka tak bisa meruntuhkan idiologi beserta Elit-elit politiknya. Warisan idiologinya justru menjadi motivasi politik yang di gunakan sebagai syair kesejahterakan rakyat.
Berawal dari keresahan itu. Maka berbagai organisai muncul salah satunya kpm. Yang akan mementuk insan intelektual yang berkesadaran kritis dan yang akan memberikan bakti pengabdianya terhadap kemajuan kab.temanggung. dimana ketika suatu elemen terkecil dari instansi negara itu dapat dikatakan sejahtera. maka kita tak perlu menunggu terlalu lama agar pemerintah pusat merealisasikan puisi-puisinya untuk memajukan daerah. ”dari daerah kita bangun indonesia” mungkin begitu slogan yang semestinya kita renungkan. Selanjutnya selapas dari sejarah siapa kita. Sejarah berdirinya KPM T juga akan kita ulas besok, semoga generasi kpm T. mampu memberikan jembatan bagi rakyat kepada pemerintah. Serta mampu merealisasikan idealitas mahasiswa sebagai agan of change dan agan of control.

Akankah KPM membuktikan bahwa kinerjanya benar-benar memberikan nafas bagi ruh temanggung, ataukah program kerja kpm kedepan mampu memajukan temanggung. saya tunggu kehadiran teman-teman dalam diskusi perdana yang akan di adakan besok jam 3 di UIN suka.

SALAM KPM.




sajak santri

 PEMIMPIN

Melewati batas yang tak pernah terpikirkan
Seperti penguasa yang enggan mati dengan kemiskinan
Seraya anggukan kepala demi kebohongan
Layaknya ia mampu memukul para pengemis berkeliaran
Membodohi dengan kata manis yang berucap kesejahteraan
Apa iya? keadilan akan tercipta
Dengan mulut busuk yang selalu berbicara nista
Apa tidak terpikir ? darah berlinang demi kemerdekaan
Kau lewati saja rakyat pinggir sungai yang mati kelaparan
Atas kemurkaanmu para pemimpin yang mengemis demi uang
Lihatlah fitrahmu yang sejati
Enggankah kau berbicara dengan malam yang memberi arti
Bukankah kau tercipta dari cinta
Kenapa kau dengan mudah mengelakkan cinta
Sungguh aku rindu pemimpin yang selalu merindu
Merindu kami rakyat kecil pinggir sungai







DIKUTIP DARI MAJALAH SANTRI GUSDURIAN

Minggu, 14 Februari 2016

FALSAFAH REVOLUSI KEBUDAYAAN DI PRANCIS



FALSAFAH REVOLUSI KEBUDAYAAN DI PRANCIS
Sebuah jawaban atas fenomena kebudayaan modern yang mempengaruhi dunia


M
engapa revolusi kebudayaan itu terjadi di prancis. Dan kenapa revolusi itu terjadi pada abad 18. Pada dasarnya sauatu perubahan tatanan kebudayaan dari klasik menuju modern itu tak bisa blepas dari factor-faktor pendukungnya. terjaadinya revolusi itu di latarbelakangi oleh kekuatan yang sangat kuat yang mampu merubah tatanan kebudayaan itu. Factor besar yang menentukan revolusi itu, menurut hemat saya ada 3 yaitu, pertama ditemukanya mesin mesiu yang menandakan berakhirnya kekuasaan feudal. Yang membentengi dirinya dengan kekuatan penghancur. Kedua mesin cetak. Berati bahwa pengetahuan tidak hanya eksklusif milik elit penguasa, melainkan sudah saatnya pengetahuan dan informasi menyebar ke seluruh lini masyarakat. Yang ketiga adalah penemuan kompas. Yang menandakan akan dimulainya pengembaraan dan perjalanan yang massif. Nah dari tiga factor itu sangat memungkinkan suatu perkembangan yang lebih dinamis kearah modernitas, dari factor pendukung inilah masyarakat modern akan terbentuk dan menurut saya dari perkembangan ini akan melahirkan suatu kebiasaan hidup yang baru. Yang akan ditaandai dengan berubahnya konstruksi social dan ekonomi serta perubahan cara berpikir manusia di sana. Dan tentunya perubahan ini akan penulis sambung dengan penjelasan di bawah ini.
1.      Perubahan ekonomi yang menjadi sebab adanya kapitalisme dan revolusi industri.
            Pada hakikatnya kapitalisme dalam produksi mempunyai tujuan untuk menambah modal, bukan untuk makan sendiri. selama produksi ekonomis (alamiah, masa prakapitalis)  pada dasarnya produksi ini adalah untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. dan ini masih dalam batas-batas alamiah. Nah dalam kapitalisme baru batas-batas ini lebur dan hilang karna orientasi dari kapitalisme ini adalah modal bukan kebutuhan sendiri. Karna modal dapat di akumulasikan tanpa batas. Sehinga semakin besar modal maka akan semakin besar kedudukanya dalam proses produksi(main saham). System pikir ini sangat berbeda dengan pikiran produksi prakapitalis. Karna dulu tujuan mereka berproduksi hanya untuk memperluas produksinya dan menguasai pasaran dan itu juga sangat dinamis. Karna dengan adanya system yang seperti ini. Pada abad ini juga terdapat perubahan pola penelitian. industri kapitalis memaksa teknologi untuk tidak lagi digunakan untuk meneliti alam guna mencari pengetahuan semata (ex;teleskop,tropong), melainkan menerapkan pengatahuan itu untuk mengahsilkan teknologi yang mendukung proses industry.
2.      Penemuan subjektivitas modern (manusia sebagai subjek bukan objek)
Dalam hal ini dimaksudkan bahwa posisi manusia ialah sebagai subjak yang memandang alam, manusia, tuhan dan berbagai realitas yang ada, kesadaran diri manusia inilah yang di pandang sebagai subjek yang terus berpikir secara sadar. Ini sesuai dengan pengertian makna “subjek” menurit Hegel dan Sartre. Menurut hegel (1770-1832) manusia itu bukan subtansi melainkan subjek, subtansi disini dalam arti bahwa manusia adalah benda (bukan jiwa) atau lebih bersifat fisik yang cenderung di kendalikan oleh factor-faktor diluar dirinya. Manusia yang sekarang lebih menjiwai dirinya sebagai subjek, akan menjadi pusat kesadaran dan akan mengendalikan sesuatu yang ada di dunia. Contoh hujan lebat akan membuat orang-orang yang beraktivitas terhenti. Sementara jika manusia sebagai subjek ia akan mencari alternative untuk mensiasati, agar dirinya tetap dapat beraktivitas. Namun jika manusia sebagai objek ia akan cenderung berhenti beraktivitas dan menunggu sampai hujan reda. Disini dimaksudkan nahwa manusia adalah sebagai pusat pengendali atas dirinya. Untuk pengendalian terhadap alam penulis yakin bahwa pembaca lebih mampu dalam menerangkan hal ini. Secara sederhana penulis mengatakan bahwa ini adalah konsep kholifatullah fil ardi, yang berati bahwa manusia harus mengambil sikap yang arif dan mampu mengelola dunia yang di wariskan oleh Tuhan dengan kesempurnaanya. Jadi manusia itu tidak sekedar hadir di dunia melainkan ia adalah utusan tuhan yang secara sadar akan memimpin dunia, dengan berpikir, berefleksi dan mengambil jarak secara kritis, bebas dan bertanggung jawab.
            Dalam pengertian yang lebih arogan. Penulis katakan bahwa abad renaisans pasca revolusi prancis itu dalam prosesnya adalah perwujudan konsep kholifatillah fil ardi, bagaimana tidak, sederhananya konstruksi budaya yang menempatkan manusia sebagai subjek ialah bagian penting dari syarat manusia sebagai kholifah. Karna konstruksi budaya yang telah terbangun benar-benar menepatkan dan memandang manusia sebagai pemimpin entah kepada diri-sendiri ataupun orang lain. nah keadan inilah yang akan menyumbang terhadab budaya modern yang lebih berbudaya demokratis dan mempunyai etos kerja tinggi. Dan selanjutnya manusia adalah penentu segalanya di bawah tuhan.
3.      rasionalisme
Rasionaisme adalah inti dari polapikir budaya modern, isme ini bermaksud menuntut agar semua claim dan wewenang di pertangungjawabkan secara argumentative. Dengan argument yang tidak didasarkan pada keyakinan semata. Tetapi argument ini harus di dasarkan pada sesuatu yang logis. Karna term kebenaran yag diyakini oleh kaum rasionalis ini adalah sesuatu itu katakanlah benar, jika dapat dibuktikan dengan akal dan kebenaran itu dianggap sah apabila ada kesepakatan yang rasional(ijmak).
Ciri-ciri rasionalisme
a.      Kepercayaan pada kekuatan akal budi manusia.
Ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala apa yang Nampak itu pada adasarnya adalah rasional. Dan semua yang tidak dapat dibuktikan dengan akal itu dianggap tdak ada. Namun perlu kita inggat bahwa pada dasarnya sesuatu yang ada itu tidak mungkin dapat di lihat dari satu dimensi saja. Dimensi rasional hanyalah satu diantara kekuatan manusia yang diberikan tuhan untuk memahami ciptaanya. Dan segala apa yang ada itu pasti dapat di buktikan dan  akan terlihat juga. Jika kita mau melihat dari dimensi yang lain pula. Karna tidak mungkin satu dari 4 arah itu bisa melihat segalanya tanpa batas.
Dengan adanya rasionalisme ini dapat dikatakan bahwa budaya rasionalisme menolak paham yang masih patuh kepada dogma. Pada masa itu masayarakat mengklaim bahwa mereka telah melewati masa-masa yang diselimuti dengan kegelapan, karna tunduk dan percaya terhadap dogma gereja, yang memaksa mereka untuk meyakini ajaranya. Dan tak boleh ada yang membantahnya. (taklid). Dengan ini mereka optimis akan menjadi budaya yang maju dengan kesempurnaamn moral(etika).
b.      Penolakan terhadap tradisi, dogma, dan otoritas.
Dalam bidang agama, adanya dogma yang di kuasai oleh otoritas religious, yang mendasarkan dogma itu atas dasar kitab suci. Pada perkembanganya dan pada masa ini pula mulai di pertanyakan kebenaraya. Mereka mulai malakukan pemikiran kritis dan melakukan metode kritik literer(harfiah), sejarah dan hermenetika. Satu yang khas dari keagamaan pada zaman Aufklarung adalah agama direduksi hanya sebagai ajaran moral belaka. Jadi yesus hanya dijadikan panutan hidup yang baik dalam arti moral.
Pendekatan rasionalisme ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap ilmu-ilmu pengatahuan. Karna jika kita lihat pada abad 16 dan 17 ilmu-ilmu alam itu di jalankan secara dogmatis. Dan dalilnya didasarkan pada pemikiran ahli pada abad zunani kuno, terutama aristoteles. Tentu saja ilmu-ilmu pengetahuan semacamitu mandul. Dan ingat bahwa rasionalisme menolak jika tradisi digunakan sebagai dasar ilmu pengatahuan.
c.       Mengembangkan metode baru dalam ilmu pengetahuan.
Sesuatu yang mengindikasikan adanya modernitas adalah di temukanya metode baru dalam ilmu pengetahuan. Yang pada hakikatnya hanya terdiri dari 2 unsur yaitu pengamatan dan experiment. Dalam contoh seorang ilmuwan yang telah mengamati penemuanya di alam, melakukan experiman, ia mencampurkan 2 unsur kimia yang di temukanya. Jadi bisa di ketahui gerak benda alamiah, perubahan benda kimia apa yang akan terjadi jika 2 zat di campurkan, dan sebagainya. Nah dalam metode ini mereka lebih menekankan experiment daripada hanya berspekulasi seperti ilmu filsafat dan sosial zaman dulu.
d.      Sekularisasi
Dimaksudkan Dalam artian ini bahwa sekularisasi adalah suatu idiologi dan sikap hidup yang dengan tajam membedakan antara tuhan dan dunia, dan mengangap dunia’ sebagai sesuatu yang dunawi saja. Sekularisasi ini tidak mengakui unsur-unsur keramat dan gaib dari dunia. Nah karna paham sekularisasi ini serig di pertanyakan, ada baiknya saya perjelas dengan alasan yang tepat.
Pada mulanya istilah sekularisasi ini mempunyai arti  yang jelas. Yaitu; Penyitaan tanah dan gedung-gedung milik gereja. Dalam artian bahwa kekayaan duniawi yang dimiliki gereja di beberapa Negara eropa itu di sita oleh Negara. Di jerman misalnya.
Tetapi pada zaman sekarang ini kata sekularisasi itu sering di maknai dengan mundurnya dimensi kekuatan adiduniawi dari segala lingkungan duniawi. Sebenarnya makna sekularisasi ini harus di bedakan dengan TEGAS dengan sekularisme. Karna pada dasarnya sekularisme adalah sikap yang menentang pengaruh agama atas kehidupan masyarakat. Dalam artian ini adalah sikap anti agama. Sedangkan sekularisasi itu dapat di sebut penduniawian dunia. Sebagai pendewasaan dan kemandirian bidang bidang duniawi terhadap percampuran alam adiduniawi. Sebagai itu sekularisasi tidak bertentangan dengan agama monoteis. Malahan dapat di katakan sebagai implikasi kesadaran akan trsnsendensi allah. Allah sebagai pencipta tidak mungkin tercampur dengan dunia sebagai ciptaanya, kata dr.franz magnis. Namun sekularisasi ini memang bertentangan dengan paham tradisional, yang mengangap kesatuan antara manusia, alam dan tuhan mempunyai kesatuan hubungan yang sangat erat. Bagi manusia modern. 3 hubungan antara tuhan, alam dan manusia itu sudah tidak mempunyai hubungan secara langsung lagi. 
Sekularisasi dalam perkembanganya sangat terasa pada 3 bidang.
1.      Demitologisasi sejarah.
Jadi sejarah dan mitos dipisahkan secara TEGAS. Walaupun motodologi ilmu sejarah sudah canggih. Namun dalam artian tertentu cita-cita sejarahwan ini ingin mencari data sejarah dengan sebenar-benarnya. Dan sesuai dengan apa yang terjadi menurut akal sehat.
2.      Alam kehilangan sifat ghaib.
Orang modern pada zaman ini tidak mungkin percaya akan hal-hal yang misterius(silahkan di ingat 3 periodisasi manusia). Namun jika kita lihat realitas pada zaman ini. Banyak manusia modern yang dengan jelas tidak mengakui tahayul, namun dalam ketidaksadaranya mereka masih mempercayai hal-hal yang ghaib. Namun mereka menyembunyikanya demi mematuhi norma-norma modernitas.  
3.      Terpisahnya antara Negara dan agama.
Dalam artian khusus bahwa agama tidak menjadi system yang mengatur negara. Dan Negara secara khusus tidak memilih agama sebagai dasar idiologinya. Namun dasar idiologi Negara ini di tempatkan di atas prinsip kamanusiaan. Dan agama ditempatkan sebagai penyempurna kehidupan bermasyarakat di dalam bernegara.






Jumat, 16 Oktober 2015

analisis kesehatan mental dalam film beautiful mind

Tugas Menganalisa film
“the beautiful Mind
Ø  Alur cerita film ini berawal dari kelas matematika, John namanya, adalah pemenang beasiswa carnagie. Ia seorang yang jenius dan misterius dan juga penyendiri. Ia menyadari dirinya tak suka orang dan memgangap orang juga tak suka pada dirinya. John memang bisa melihat apa yang orang lain tidak lihat. Dalam dunianya john ia dapat melihat sosok yang selalu mengikuti dirinya. Namun di dunia realitas ia di anggap gila, karna sering terlihat bericara sendiri. pada awalnya john memang sering berimajinasi. Dalam imajinasinya John, ketika ia melihat Koran atau majalah-majalah lainya seolah melihat kode-kode tersembunyi. Kode-kode angka yang di lihatnya, sering ia tandai dengan coretan pena sarjananya. john dianggap orang yang istimewa karna ia dianggap pemecah kode alami terbaik. ia telah di beri kode rahasia di lengan tanganya, karna itu Ia merasa menjadi mata-mata pemerintahan dunia. Ia bekerja dan menghadapi persekongkolan besar dunia, ia sering lari ketika melihat orang-orang rusia, ia mengangap para dokter rumah sakit jiwa bersama crew nya sebagai mata-mata rusia. Sehingga ketika ia melihat orang yang mengintainya seketika itu juga ia ketakutan dan lari. Ketikan john di taggani oleh dokter jiwa. Ia mengangap dirinya di tahan dan di paksa oleh orang rusia. John masih melihat orang yang membisikinya. Padahal dokter yang bersamanya jelas tak melihat orang-orang yang mengikuti john. Dokter sudah memastikan bahwa john mengalami penyakit skizofrenia. Ketika ia berbicara dengan istri john . ia menyuruh memastikan apa pekerjaan rahasia yang selama ini dilakukan john. Dan ketika istrinya menyelidiki kamarnya yang selama ini tidak boleh di buka. Ia mendapati kondisi kamar yang superaneh, berantakan, dan hal-hal yang tak wajar lainya. sang istri telah menemukan bukti-bukti nyata bahwa surat yang di kirim john pada misi rahasianya ternyata hanya numpuk pada kotak surat yang tak terpakai. Ketika ia mendatangi suami nya di rumahn sakit dan mengatakan hal yang sesungguhnya kepada john. John mengatakan apa yang terjadi pada dirinya bahwa ia menjadi agen rahasia rusia. Lalu istrinya juga menjelaskan denganbukti-bukti nyata bahwa tidak ada agen rahasia. Tidak ada persekongkolan dan taka da orang yang bernama William patcher. Ia hanyalah halusinasinya john. Ia tmbul dari pikiran-pikiran john. Ia menyadarkan john bahwa sebenarnya ia sakit. Pasa awalnya john tidak terima ketika ia dikatakan sakit oleh istrinya. Beberapa saat setelah ia sadar, ia di terapi oleh dokter lalu disuntikanlah insulin, setelah terapi itu john merasa lebih baik daripada sebelumnya, tapi ia masih merasa gelisah. Sang istri pun tidak bisa menahan kegelisahanya. ia marah pada dirinya. Ia merasa stress sendiri menghadapi suaminya.
John masih bersama halusinasinya. ketiga orang yang mengikutinya serasa tak kan pernah hilang. Ia sepertinya selalu hadir dalam setiap kegiatan john. Memang ketiga orang tersebut memang ada dalam dunia john. Bahkan ketika orang yang ada dalam imajinasinya itu mempengaruhi untuk berbuat jahat, john bisa saja melakukanya. Ketiga orang yang ada dalam imajinasinya itu memang mempengaruhi pola prilaku keseharianya john. John mulai sadar bahwa ia sebenarnya berhalusinasi. Dan dalam sadarnya ia menceritakan sosok yang ada dalam pikiranya. Namun anehnya sosok itu seakan mengikuti john terus menerus. Ia seakan melihat makhluk lain yang tak seorang pun bisa melihatnya kecuali dirinya. Waktu demi waktu keadaan john semakin membaik. Ia mulai bisa mencurahkan kepada orang lain apa yang ia telah alami. John dalam masa tuanya mendapatkan penghargaan nobel Swedia dalam pidatonya ia mengatakan;
Dia selalu percaya dengan angka, dalam persamaan dan logika, yang membawa pada akal sehat, tapi seumur hidupmengejar, ia bertanya apa logika sebenarnya?, siapa yang memutuskan apa yang masuk akal?, pencarianya membawa kea lam fisik, metafisik, delusional dan kembali lagi. penemuan yang sejati dalam dirinya ternyata hanya di persamaan misterius cinta, yang alas an logisnya bisa iatemukan…..John dan Alicia nash tinggal di Princeton new jersey. John tetao mengajar di fakultas matematika. Ia masih tetap berjalan kaki ke kampus setiap harinya.
Ø  -Ganguan kejiwaan yang dialami tokoh dalam film ini adalah; skizofrenia.
-Gejala-gejala yang dialami penderitaadalah; sering paranoid, halusinasi, sering kebingungan, bertindak ceroboh,


Ø  -Penyebab dari penyakit ini adalah ketika ia menuliskan rumus matematika di jendela kacanya. Pada waktu ia mengalami kebuntuan pikiranya. tidak sengaja kepalanya terbentur kaca jendela. Hingga jidadnyaberdarah. ia merasa terlalu tegang dengan pikiranya. dan terlalu memikirkan masalah orang lain yang sebenarnya bukan masalah dirinya.mungkin karna yang ada dalam rinsipnya; ia bukanlah john jika ia gagal. Karna itu semua yang ia inginkan harus tercapai.*dapak dari penyakit ini bagi –dirinya; merasa malu, merasa tertekan. Merasa ketakutan. Merasa di kejar-kejar orang. Merasa bersalah, Di ejek orang lain, di anggap gila.*dapak dari penyakit ini bagi -orang lain; mengangu orang-orang yang ada di sekitarnya. Mengancam jiwa orang lain.

fenomena gerakan mahasiswa saat ini



Oleh Januardi Husin
Beberapa waktu lau saya berbincang sejenak di warung kopi Belandongan dengan Yusri Masud, ketua pusat Front Perjuangan Pemuda Indonesia. Di tengah basa basi, intinya kami membicarakan soal perjuangan untuk mengawal pemerintah dalam rangka mengusung keadilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dia berbicara banyak hal tentang pergerakan massa di Indonesia, yang intinya ada optimisme terhadap kesuksesan perjuangan yang dilakukan. Misalnya yang baru-baru ini tentang menggugat dasar hukum industrialisasi dan eksploitasi sumber air di Indonesia.Begitu pula dengan gerakan-gerakan lainnya seperti gerakan buruh, gerakan tani, gerakan nelayan, mulai tampak progres nyata yang itu mengarah pada optimisme.
Mendengar itu, saya jadi terenyuh dan semangat sekali. Hingga pada akhirnya saya bertanya (entah kenapa tiba-tiba saja) tentang gerakan mahasiswa. Mendengar pertanyaan saya, Yusri sejenak diam dan berkata, “Nah sebenarnya saya mau menggalakkan kembali gerakan mahasiswa.”
Nah, ini. Jawaban itu menarik perhatian saya. Ada kata “sebenarnya”. Nadanya seperti optimis sekaligus pesimis. Lalu timbul pertanyaan di benak saya (kali ini tidak tiba-tiba). Ada apa dengan gerakan mahasiswa saat ini sehingga timbul kata “sebenarnya” dari jawaban Yusri? Saya pun tertarik untuk membicarakannya lebih jauh.
Menurut Yusri gerakan mahasiswa saat ini tidak mampu untuk menghasilkan kebijakan apa-apa yang itu berimplikasi nyata bagi rakyat. Gerakan mahasiswa seolah kehilangan orientasi tentang apa yang seharusnya mereka kawal. Kalaupun ada, gerakan mahasiswa tidak mampu menelurkan nilai tawar untuk dijadikan tarik ulur kepentingan dengan pemerintah selaku pemangku kebijakan. Hal ini menyebabkan gerakan mahasiswa saat ini menjadi “generasi penolak”. Semua ditolak. Harga BBM naik, ditolak. Presiden datang, ditolak. Menteri datang, ditolak. Sistem UKT (uang kuliah tunggal), ditolak. Saat itu saya sempat beranekdot, jangan-jangan kalau Tuhan datang pun akan ditolak, hahaha.
“Gerakan buruh misalnya, BBM naik, mereka minta UMR (upah minimum regional) juga naik,” kata Yusri.
Seorang kawan di sebelah saya mengungkapkan sesuatu yang menurut saya agak sensitif,
“Saya kok melihatnya gerakan mahasiswa sekarang cenderung ditumpangi kepentingan politik,” kata dia, yang tidak ingin saya sebutkan namanya.
Maksudnya mungkin kepentingan politik praktis. Dengan kata lain, aksi gerakan mahasiswa saat ini cenderung untuk golongan politik praktis tertentu yang itu pada akhirnya menguntungkan gerakan mahasiswa itu semata.
Tanggapan Yusri kali ini cukup menarik,
“Saya tidak ada urusan dengan motif atau kepentingan gerakan yang melakukan sebuah aksi apabila itu menguntungkan mereka. Sama saja dengan gerakan-gerakan lainnya di luar mahasiswa seperti LSM atau politisi. Tapi masalahnya, kalau untuk mendapat kepentingan (yang menguntungkan tersebut), mereka itu ‘nginjak’ orang lain,” kata dia menggebu-gebu sekali.
Lebih lanjut, Yusri berpendapat, persoalan keuntungan pribadi-misalnya keuntungan materil- memang menjadi masalah gerakan di Indonesia. Untuk berjuang demi rakyat, setiap orang membutuhkan materil agar bertahan hidup. Tidak ada yang bisa berjuang tanpa bertahan hidup itu sendiri. Oleh sebab itu, gerakan di Indonesia seolah tersekat menjadi dua saja. Kalau tidak LSM ya politisi. Namun kedua gerakan itu mulai tampak jenuh. Sehingga gerakan-gerakan lainnya tengah mencari wajah baru selain dua jenis gerakan tersebut.
“Di beberapa negara, pekerja sosial itu dibayar. Mengkritik itu dibayar. Di negara kita, pekerja sosial itu kebingungan. Makanya, cepatlah lulus biar mengalami sendiri (kenyataan gerakan di luar mahasiswa). Karena apapun yang kita pilih nantinya, itu sikap politik kita,” tambah Yusri, membuat saya kembali tak semangat dan malah takut untuk cepat-cepat lulus.
Tapi pada taraf ini saya mencoba untuk mengerti tentang reaksi Yusri ketika ditanya perihal gerakan mahasiswa di awal perbincangan. Menurut saya, Yusri berharap banyak terhadap gerakan mahasiswa. Ada peran penting yang itu bisa dan hanya bisa diambil alih oleh gerakan mahasiswa. Bukan oleh gerakan-gerakan lainnya di luar mahasiswa. Dalam hal ini saya pun sepakat jika memang begitu adanya. Jika ada yang berpendapat bahwa label agent of change pada diri mahasiswa itu hanya mitos belaka, bagi saya biarkanlah mitos itu tetap ada sebagai sebuah harapan. Karena harapan akan selamanya bersifat utopis, maka mari kita menitikberatkan pada proses untuk mencapai sebuah harapan itu. Dengan proses yang benar, harapan yang utopis itu akan menjadi bermakna dan menghasilkan solusi-solusi yang konkret.
Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah menentukan atau memperjelas wajah gerakan mahasiswa itu sendiri. Gerakan mahasiswa itu sesungguhnya gerakan yang seperti apa sih? Apakah gerakan berbasis massa atau gerakan berbasis akademik/keilmuan/wacana? Idealnya memang gerakan berbasis massa dan akademik secara langsung. Tapi kok ya yang terlihat oleh saya selama ini, gerakan mahasiswa adalah gerakan berbasis massa semata.
Dalam aksinya, gerakan mahasiswa cenderung menonjolkan kekuatan massa ketimbang kekuatan berpikir, melobi-lobi kepentingan, atau beradu konsep. Tidak usah jauh-jauh, kita tentu masih ingat bagaimana kegagalan gerakan mahasiswa mempertahankan konversi IAIN untuk menjadi UIN pada saat kepemimpinan Amin Abdullah. Yang selalu terbayang adalah gerakan mahasiswa saat menggulingkan orde baru. Tapi harus diingat, gerakan mahasiswa berbasis massa kala itu juga di dukung oleh gerakan-gerakan lainnya, termasuk gerakan berbasis akademik dari mahasiswa itu sendiri dan pemikir-pemikir yang ada.
Aksi-aksi gerakan mahasiswa yang menonjol saat ini adalah anarkisme untuk menandingi represifitas negara. Blokir jalan, pecah kaca, bakar ban, dan sebagainya. Maka, jadilah gerakan mahasiswa memiliki label negatif di mata masyarakat yang awalnya ingin dibela, bahkan dibenci oleh sebagian mahasiswa yang apatis. Saya sungguh tidak ingin membela golongan yang membenci aksi gerakan mahasiswa. Dalam hati saya bahkan mengutuk, terlebih lagi jika itu mahasiswa, kok ya ada mahasiswa yang mapan dan menikmati kemapanan mereka, sementara telah nyata ketertindasan rakyat oleh rezim dan sistem yang ada saat ini.
Namun sangat penting bagi sebuah gerakan untuk memiliki basis secara akademik (wacana). Louis Althusser toh terang-terangan mengatakan, sebuah kekuasaan tidak dibangun hanya dengan kekuatan represifitas, namun juga menggunakan aparatus ideologis, termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, untuk membuat sebuah perubahan, diperlukan kemampuan akademik yang memadai dalam rangka memberikan solusi-solusi konkret dan daya tawar guna kepentingan tarik ulur kebijakan. Di samping menyiapkan rencana-rencana gerakan mahasiswa berbasis massa, perlu juga disiapkan rencana-rencana strategis berbasis akademik. Sehingga apabila suatu saat harus duduk sejajar dengan para pemangku kebijakan, gerakan mehasiswa memiliki visi yang jelas, solutif, dan bisa dipertanggungjawabkan. Gerakan mahasiswa harus siap jika harus beradu konsep, beradu wacana, beradu data, dan beradu solusi dengan pembuat kebijakan.
Gerakan mahasiswa mungkin saja bisa berdalih dengan lagu lama, bahwa jika tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis, maka suara tuntutan gerakan mahasiswa tidak akan didengar. Sehingga tindakan anarkis menjadi agenda wajib dalam setiap aksinya. Tapi hati-hati dengan jawaban ini. Karena jika demikian, gerakan mahasiswa telah menjadikan anarkisme sebagai tujuan akhir dari setiap aksi yang dilakukan. Siapakah yang menyukai anarkisme? Tidak ada yang menyukai anarkisme, bahkan tidak si perlaku anarkisme itu sendiri.
Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan batas-batas wilayah gerakan mahasiswa saat ini. Gerakan mahasiswa itu sesungguhnya bergerak di bidang apa sih? Ada gerakan buruh, ada gerakan tani, ada gerakan buruh migran, ada gerakan kesetaraan gender. Begitu juga ada LSM lingkungan, ada LSM Hak Asasi Manusia, ada LSM anti korupsi, dan sebagainya. Lah gerakan mahasiswa itu dimana? Mau mem-back up semuanya? Ingin mengawal isu-isu kerakyatan? Rakyat yang mana bung? Kenyataannya, kepentingan rakyat saat ini telah terbelah-belah.
Saya rasa gerakan mahasiswa perlu memfokuskan diri di satu wilayah advokasi yang jelas. Ini bukan berarti membuat gerakan mahasiswa mengabaikan wilayah advokasi yang lainnya. Tapi untuk mencapai keberhasilan, sebuah gerakan itu harus fokus. Atau gerakan mahasiswa memang harus membagi diri di wilayah-wilayah advokasi tertentu. Namun dalam praktiknya, ketika melakukan aksi, gerakan mahasiswa harus membantu satu sama lain. Namun yang terlihat sekarang, gerakan mahasiswa seperti terbawa arus isu nasional
Misalnya, gerakan mahasiswa bisa memfokuskan diri di isu pendidikan. Itu isu penting bung. Bayangkan, saat ini hampir tidak ada kebijakan-kebijakan dari pemerintah pusat yang bisa digugat/dibatalkan oleh gerakan mahasiswa. Seperti kebijakan UKT dan batas kuliah lima tahun untuk perguruan tinggi. Yang terjadi saat ini adalah aksi-aksi spontan menyambut terbitnya kebijakan tersebut. Aksi-aksi spontan ini pun urung diseriusi dan gerakan mahasiswa kembali lagi tidak memiliki nilai tawar untuk menggugat.
Saya selalu yakin gerakan mahasiswa dapat menjadi gerakan yang berbeda. Menjadi sebuah gerakan yang memiliki nilai tawar nyata untuk kepentingan rakyat. Karena ada dua modal penting yang dimiliki oleh mahasiswa, yaitu idealisme dan akses. Di manakah idealisme seseorang dapat tumbuh subur, kecuali pada saat dia menjadi seorang mahasiswa. Mahasiswa juga memiliki akses untuk memiliki basis massa dan basis akademik. Setiap tahunnya jutaan anak muda menjadi mahasiswa di indonesia. Akses buku, jurnal penelitian, pemikiran, dapat dilakukan dengan bebas keluar masuk perpustakaan.
Itu pendapat saya tentang potensi gerakan mahasiswa. Mungkin Yusri punya pendapat lain. Ah, kapan-kapan kita ngopi lagi bung. Sembari menunggu bung-bung yang lainnya berpendapat.[]
sumber......
http://lpmarena.com/2015/07/10/gerakan-mahasiswa-optimis-atau-pesimis/

Senin, 24 Agustus 2015

widget agar tulisan anda menjadi berkobar seperti api di blog




<script src="http://ykubnay.googlecode.com/files/jquery.min.js" type="text/javascript"></script><script type="text/javascript">(function ($){$.fn.ignite = function (burn){$(this).each(function (){var letters = $(this).text().split('' );$(this).html('<span>' + letters.join('</span><span>' ) +'</span>' );$spans = $(this).find('span' );setInterval(function () {$spans.each(burn);}, 100);});}})(jQuery);function gasFlame(){var colors = ['#FFF', '#99f', '#CC0066', '#CC0033'];if (Math.random() > 0.90){colors.push('#3333CC' );}var hv = 0.04;var textShadows = [];var c = 0;var h = 0;var s = 0;while (c < colors.length){s = 2 + Math.round(Math.random() * 2);while (s--){shadow = '0 ' + h + 'em ' + -h + 'em ' + colors[c];textShadows.push(shadow);h -= hv;}c++;}$(this).css({color: colors[0], textShadow: textShadows.join(', ' )});}$(begin);function begin(){$('#mandra' ).ignite(gasFlame);}</script><style type="text/css">#mandra{font-size: 2em;line-height:2.50em;text-shadow:4px 2px 6px blue;color:#000;}
</style><div id="mandra">
kejarlah.. ilmuu..ilmuu.. dan ilmu...
Penghasilan hanya efek dari berkembangnya ilmu dan Tindakan.
</div>

Jumat, 14 Agustus 2015

Fiqh Khilafiyah l Nahdatul Ulama-Muhammadiyah Seputar Tahlil

l Fiqh Khilafiyah l
Nahdatul Ulama-Muhammadiyah
 Seputar Tahlil



Dalam bahasa Arab, Tahlil berarti menyebut kalimah “syahadah” yaitu “La ilaha illa Allah(لااله الا الله). Dalam konteks Indonesia, tahlil menjadi sebuah istilah untuk menyebut suatu rangkaian kegiatan doa yang diselenggarakan dalam rangka mendoakan keluarga yang sudah meninggal dunia. 
Kegiatan tahlil sering juga disebut dengan istilah tahlilan. Tahlilan, sudah menjadi amaliah warga NU sejak dulu hingga sekarang. Sementara kalangan Muhammadiyah tidak membenarkan diselenggarakannya tahlilan.

Bacaan-bacaan doa serta urutan dalam acara tahlil juga sudah tersusun sedemikian rupa, dan dihafal oleh warga NU. Begitu pula tentang bagaimana tradisi pelaksanaannya, di mana keluarga sedang tertimpa musibah kematian (shohibul mushibah) memberikan sedekah makanan bagi tamu yang diundang untuk turut serta mendoakan.
NU menganggap bahwa acara tahlilan tidak bertentangan dengan syariat Islam, melainkan justru sesuai dengan apa yang telah disunnahkan oleh Rasulullah saw. Sementara Muhammadiyah menganggap bahwa acara tahlilan merupakan sesuatu hal yang baru, tidak pernah dikerjakan dan diperintahkan rasulullah (bid’ah).

NU membenarkan bahwa bacaan doa, kiriman pahala dari membaca ayat-ayat al-Qur’an, dan shodaqah, bisa dikirimkan kepada orang yang sudah meninggal, sementara Muhammadiyah berpendapat bahwa membaca al-Qur’an, dan bacaan lain, serta bersodaqah yang dikirimkan kepada orang yang sudah meninggal pahala tersebut tidak akan sampai.

Perbedaan pendapat seputar tahlil ini terjadi, dikarenakan terjadinya penafsiran yang berbeda terhadap ayat al-Qur’an dan hadis yang berkaitan dengan masalah tersebut. Selain juga karena dalil yang digunakan serta metode pengistimbathan hukumnya yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, baiknya langsung kita pahami bersama dasar-dasar penolakan dan penerimaan tahlil dari NU dan Muhammadiyah.


1.   Muhammadiyah
 Sebagaimana sudah dikenal, bahwa ajaran agama Muhammadiyah cenderung ingin memurnikan syariat Islam (tajdid). Islam yang menyebar luas di Indonesia, khususnya di jawa, tidak dipungkiri merupakan perjuangan dari para pendakwah Islam pertama, di antaranya adalah Wali Sanga. Dalam menyebarkan agama Islam, Walisanga menggunakan pendekatan kultural, yang mana tidak membuang keseluruhan tradisi dan budaya Hindu dan Budha, dua ajaran yang menjadi mayoritas pada masa itu, melainkan memasukkan ajaran-ajaran Islam ke dalam tradisi dan kepercayaan Hindu Budha. Salah satu tradisi agama Hindu, yaitu ketika ada orang yang meninggal adalah kembalinya ruh orang yang meninggal itu ke rumahnya pada hari pertama, ketiga, ketujuh, empat puluh, seratus, dan seterusnya. Dari tradisi itulah kemudian muncul tradisi yang kemudian dikenal dengan tahlil.
Sebagaimana sudah pernah dibahas dalam Majalah Suara Muhammadiyah dan dimuat dalam buku Tanya Jawab Agama II yang diterbitkan Muhammadiyah, tahlilan tidak ada sumbernya dalam ajaran Islam. Tradisi selamatan kematian 7 hari, 40 hari, 100 hari maupun 1000 hari untuk orang yang meninggal dunia, sesungguhnya merupakan tradisi agama Hindu dan tidak ada sumbernya dari ajaran Islam.

Muhammadiyah menganggap bahwa keberadaan tahlil pada dasarnya tidak bisa dilepaskan dari tradisi tarekat. Ini bisa diketahui dari terdapatnya gerak-gerak tertentu disertai pengaturan nafas untuk melafalkan bacaan tahlil sebagai bagian dari metode mendekatkan diri pada Allah. Dari tradisi tarekat inilah kemudian berkembang model-model tahlil atau tahlilan di kalangan umat Islam Indonesia.

Dalam tanya jawab masalah Agama di Suara Muhammadiyah disebutkan macam-macam tahlil atau tahlilan. Di lingkungan Keraton terdapat tahlil rutin, yaitu tahlil yang diselenggarakan setiap malam Jum'at dan Selasa Legi; tahlil hajatan, yaitu tahlil yang diselenggarakan jika keraton mempunyai hajat-hajat tertentu seperti tahlil pada saat penobatan raja, labuhan, hajat perkawinan, kelahiran dan lainnya. Di masyarakat umum juga berkembang bentuk-bentuk tahlil dan salah satunya adalah tahlil untuk orang yang meninggal dunia.

Muhammadiyah yang notabenenya mengaku masuk dalam kalangan para pendukung gerakan Islam pembaharu (tajdid) yang berorientasi kepada pemurnian ajaran Islam, sepakat memandang tahlilan orang yang meninggal dunia sebagai bid'ah yang harus ditinggalkan karena tidak ada tuntunannya dari Rasulullah.

Esensi pokok tahlilan orang yang meninggal dunia sebagai perbuatan bid'ah bukan terletak pada membaca kalimat la ilaha illallah, melainkan pada hal pokok yang menyertai tahlil, yaitu;
1.         Mengirimkan bacaan ayat-ayat al-Qur'an kepada jenazah atau hadiah pahala kepada orang yang meninggal,
2.         Bacaan tahlil yang memakai pola tertentu dan dikaitkan dengan peristiwa tertentu.


Berikut akan kami berikan argumentasi penolakan Muhammadiyah terhadap tahlil:
Argumentasi Pertama: Bahwa mengirim hadiah pahala untuk orang yang sudah meninggal dunia tidak ada tuntunannya dari ayat-ayat al-Qur'an maupun hadis Rasul. Muhammadiyah berpendapat bahwa ketika dalam suatu masalah tidak ada tuntunannya, maka yang harus dipegangi adalah sabda Rasulullah saw, yang artinya:

“Barangsiapa yang mengerjakan suatu perbuatan (agama) yang tidak ada perintahku untuk melakukannya, maka perbuatan itu tertolak.” [HR. Muslim dan Ahmad]


Dalam situs pdmbontang.com memuat sebuah artikel yang berjudul “Meninggalkan Tahlilan, siapa takut?”, sebuah artikel yang bersumber dari MTA-online. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw ketika masih hidup pernah mendapat musibah kematian atas orang yang dicintainya, yaitu Khodijah. Tetapi Nabi saw tidak pernah memperingati kematian istrinya dalam bentuk apapun apalagi dengan ritual tahlilan. Semasa Nabi hidup juga pernah ada banyak sahabatnya dan juga pamannya yang meninggal, di antaranya Hamzah, si singa padang pasir yang meninggal dalam perang Uhud. Beliau juga tidak pernah memperingati kematian pamannya dan para sahabatnya.

Demikian pula setelah Rasulullah saw wafat, tahlilan atau peringatan hari kematian belum ada pada masa khulafaur Rasyidin. Pada masa Abu Bakar tidak pernah memperingati kematian Rasulullah Muhammad saw. Setelah Abu Bakar wafat Umar bin Khaththab sebagai kholifah juga tidak pernah memperingati kematian Rasululah Muhammad saw dan Abu Bakar ra. Singkatnya semua Khulafaur Rasyidin tidak pernah memperingati kematian Rasulullah saw.

Dalil aqli atas sejarah tersebut adalah, kalau Rasulullah saw tidak pernah memperingati kematian, para sahabat semuanya tidak pernah ada yang memperingati kematian, berarti peringatan kematian adalah bukan termasuk ajaran Islam, sebab yang menjadi panutan umat Islam adalah Rasulullah saw dan para sahabatnya, bukan?

Selain itu, berkaitan dalam masalah tahlil, Muhammadiyah menolaknya dengan dasar dari hadist Rasulullah saw, yang artinya

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Apabila manusia telah mati, maka putuslah segala amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya, dan anak saleh yang mendoakannya.” [HR. Muslim]


Berkaitan dengan hadis tersebut, yang juga digunakan oleh Ulama atau kalangan yang membolehkan tahlilan, Muhammadiyah memandang bahwa hadist itu berbicara tentang mendoakan, bukan mengirim pahala doa dan bacaan ayat-ayat Al Qur'an. Mendoakan orang tua yang sudah meninggal yang beragama Islam memang dituntunkan oleh Islam, tetapi mengirim pahala doa dan bacaan, menurut kepercayaan Muhammadiyah, tidak ada tuntunannya sama sekali.

Argumentasi kedua: selain dasar sebagaimana sudah disebutkan, Muhammadiyah juga mendasarkan argumentasinya pada al-Qur’an surat an-Najm ayat 39, ath-Thur 21, al-Baqarah 286, al-An’am 164, yang mana dalam ayat-ayat tersebut diterangkan bahwa manusia hanya akan mendapatkan apa yang telah dikerjakannya sendiri. Berikut adalah petikan ayat-ayatnya:


Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (Q.S. an-Najm: 39)


Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka[1426], dan kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. [QS. ath-Thur (52): 21]


Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Q.S. al-Baqarah: 286)


Katakanlah: "Apakah Aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." [QS. al-An’am (6): 164]


Dalam menjelaskan ayat-ayat tersebut, kalangan yang menolak tahlilan mengutip pendapat madzhab Syafii yang dikutip Imam Nawawi dalam Syarah Muslimnya, di sana dikatakan bahwa bacaan qur'an (yang pahalanya dikirimkan kepada mayit) tidak dapat sampai, sebagaimana disebutkan dalam dalam al-Qur’an surat an-Najm ayat 39 di atas.
Selain itu, juga dikuatkan dengan pendapat Imam Al Haitami dalam Al Fatawa Al Kubra Al Fiqhiyah yang mengatakan: "Mayit tidak boleh dibacakan apapun, berdasarkan keterangan yang mutlak dari ulama mutaqaddimin, bahwa bacaan (yang pahalanya dikirimkan kepada mayit) tidak dapat sampai kepadanya." Sedang dalam Al Um Imam Syafi'i menjelaskan bahwa Rasulullah saw memberitakan sebagaimana diberitakan Allah, bahwa dosa seseorang akan menimpa dirinya sendiri, seperti halnya amalnya adalah untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain dan tidak dapat dikirimkan kepada orang lain. (Al Umm juz 7, hal 269).

Dasar selanjutnya adalah, perbuatan Nabi yang tidak menyukai ma'tam, yaitu berkumpul (di rumah keluarga mayit), meskipun di situ tidak ada tangisan, karena hal itu malah akan menimbulkan kesedihan baru (Al Umm, juz I, hal 248). Juga perkataan Imam Nawawi yang mengatakan bahwa penyediaan hidangan makanan oleh keluarga si mayit dan berkumpulnya orang banyak di situ tidak ada nashnya sama sekali (Al Majmu' Syarah Muhadzab, juz 5 hal 286).

Sebagaimana sudah menjadi keputusan Tarjih Muhammadiyah dalam masalah ini, bahwa ketika ada yang meninggal yang seharusnya membuat makanan adalah tetangga atau kerabat dekat untuk keluarga si mayit. Dasarnya adalah hadis dari Abdullah bin Ja'far, ia berkata, yang artinya:


Setelah datang berita kematian Ja'far, Rasulullah bersabda: "Buatlah makanan untuk keluarga Ja'far, karena telah datang kepada mereka sesuatu yang menyusahkan mereka”. (H.R Tirmidzi dengan sanad hasan).


Demikianlah pendapat Muhammadiyah dalam masalah tahlil. Penolakannya terhadap tradisi tahlilan talah terang memiliki dasar. Lalu, bagaimana pendapat NU? Dalil-dalil apa yang digunakan oleh Ulama NU sehingga sampai sekarang masih mempertahankan tahlilan? Mari kita kaji bersama-sama.


2.   Nahdhatul Ulama


Di atas, kita telah tahu pengertian tahlil secara bahasa maupun istilah. Bahwa tahlil, secara bahasa berarti pengucapan kalimat la ilaha illallah. Sedang tahlil secara istilah, sebagaimana ditulis KH M. Irfan Ms, salah seorang tokoh NU, ialah mengesakan Allah dan tidak ada pengabdian yang tulus kecuali hanya kepada Allah, tidak hanya mengkui Allah sebagai Tuhan tetapi juga untuk mengabdi, sebagimana dalam pentafsiran kalimah thayyibah. Pada perkembangannya, tahlil diitilahkan sebagai rangkaian kegiatan doa yang diselenggarakan dalam rangka mendoakan keluarga yang sudah meninggal dunia. Sebenarnya tahlil bisa dilakukan sendiri-sendiri, namun kebiasaannya tahlil dilakukan dengan cara berjamaah.
Dalam buku Antologi NU diterangkan, sebelum doa dilakukan, dibacakan terlebih dahulu kalimah-kalimah syahadad, hamdalah, takbir, shalawat, tasbih, beberapa ayat suci al-Qur’an dan tidak ketinggalan hailallah (membaca laa ilaaha illahllaah) secara bersama-sama.
Biasanya acara tahlil dilaksanakan sejak malam pertama orang meninggal sampai tujuh harinya. Lalu dilanjutkan lagi apda hari ke -40, hari ke-100, dan hari ke-1000. Selanjtunya dilakukan setiap tahun dengan nama khol atau haul, yang waktunya tepat pada hari kematiannya.

Setelah pembacaan doa biasanya tuan rumah menghidangkan makanan dan minuman kepada para jamaah. Kadang masih ditambah dengan berkat (buah tangan berbentuk makanan matang). Pada perkembangannya di beberapa daerah ada yang menggantiberkat, bukan lagi dengan makanan matang, tetapi dengan bahan-bahan makanan, seperti mie, beras, gula, the, telur, dan lain-lain. Semua itu diberikan sebagai sedekah, yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal dunia tersebut. Sekaligus sebagai manifestasi rasa dinta yang mendalam baginya.

Dalam menjelaskan masalah tahlil, H.M.Cholil Nafis, tokoh pembesar NU, menjelaskan pula sejarah tahlil, sebelum memberikan dasar-dasar dibolehkannya tahlil. Menurutnya,berkumpulnya orang-orang untuk tahlilan pada mulanya ditradisikan oleh Wali Songo (sembilan pejuang Islam di tanah Jawa). Seperti yang telah kita ketahui, di antara yang paling berjasa menyebarkan ajaran Islam di Indonesia adalah Wali Songo. Keberhasilan dakwah Wali Songo ini tidak lepas dari cara dakwahnya yang mengedepankan metode kultural atau budaya.

Wali Songo tidak secara frontal menentang tradisi Hindu yang telah mengakar kuat di masyarakat, namun membiarkan tradisi itu berjalan, hanya saja isinya diganti dengan nilai Islam.

Dalam tradisi lama, bila ada orang meninggal, maka sanak famili dan tetangga berkumpul di rumah duka. Mereka bukannya mendoakan mayit tetapi begadang dengan bermain judi atau mabuk-mabukan. Wali Songo tidak serta merta membubarkan tradisi tersebut, tetapi masyarakat dibiarkan tetap berkumpul namun acaranya diganti dengan mendoakan pada mayit. Jadi istilah tahlil seperti pengertian di atas tidak dikenal sebelum Wali Songo.
Warga NU sampai sekarang tetap mempertahankan tahlil, salah satu tradisi yang dimunculkan pertama kali oleh Walisanga. KH Sahal Mahfud, ulama NU dari Jawa Tengah, berpendapat bahwa acara tahlilan yang sudah mentradisi hendaknya terus dilestarikan sebagai salah satu budaya yang bernilai islami dalam rangka melaksanakan ibadah sosial sekaligus meningkatkan dzikir kepada Allah.

Kalau kita tinjau apa yang disampaikan KH Sahal Mahfud, terdapat dua hikmah dilakukannya tahlil, yaitu, pertama, hamblumminannas, dalam rangka melaksanakan ibadah sosial; dan kedua, hablumminallah, dengan meningkatkan dzikir kepada Allah.
Mari kita lihat perspektif Ulama NU tentang dua hikmah tahlil tersebut.
Pertama, bahwa dalam tahlil terdapat aspek ibadah sosial, khususnya tahlil yang dilakukan secara berjamaah. Dalam tahlil, sesama muslil akan berkumpul sehingga tercipta hubungan silaturrahmi di antara mereka. Selain itu, dibagikannya berkat,sedekah berupa makanan atau bahan makanan, juga merupakan bagian dari ibadah sosial.

Dalam sebuah hadis dijelaskan, yang artinya:


Dari Amr bin Abasah, ia berkata, saya mendatangi Rasulullah SAW kemudian saya bertanya, “Wahai Rasul, apakah Islam itu?” Rasulullah SAW menjawab, “Bertutur kata yang baik dan menyuguhkan makanan.” (HR Ahmad)


Menurut NU, sebagaimana disampaiakan H.M.Cholil Nafis, memberi jamuan yang biasa diadakan ketika ada orang meninggal, hukumnya boleh (mubah), dan menurut mayoritas ulama bahwa memberi jamuan itu termasuk ibadah yang terpuji dan dianjurkan. Sebab, jika dilihat dari segi jamuannya termasuk sedekah yang dianjurkan oleh Islam yang pahalanya dihadiahkan pada orang telah meninggal. Dan lebih dari itu, ada tujuan lain yang ada di balik jamuan tersebut, yaitu ikramud dla`if (menghormati tamu), bersabar menghadapi musibah dan tidak menampakkan rasa susah dan gelisah kepada orang lain.

Dalam hadits shahih yang lain disebutkan, yang artinya:


Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah SAW, Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia, apakah ada manfaatnya jika akan bersedekah untuknya?" Rasulullah menjawab, "Ya”. Laki-laki itu berkata, “Aku memiliki sebidang kebun, maka aku mempersaksikan kepadamu bahwa aku akan menyedekahkan kebun tersebut atas nama ibuku.” (HR Tirmidzi)

Pembolehan sedekah untuk mayit juga dikuatkan dengan pendapat Ibnu Qayyim al-Jawziyah yang dengan tegas mengatakan bahwa sebaik-baik amal yang dihadiahkan kepada mayit adalah memerdekakan budak, sedekah, istigfar, doa dan haji. Adapun pahala membaca Al-Qur'an secara sukarela dan pahalanya diberikan kepada mayit, juga akan sampai kepada mayit tersebut. Sebagaimana pahala puasa dan haji.

Namun demikian, karena memberikan jamuan untuk tamu berupa berkat adalah hukumnya boleh, maka kemampuan ekonomi tetap harus tetap menjadi pertimbangan utama. Tradisi NU dalam memberi jamuan makan untuk tamu tidaklah sesuatu yang wajib. Orang yang tidak mampu secara ekonomi, semestinya tidak memaksakan diri untuk memberikan jamuan dalam acara tahlilan, apalagi sampai berhutang ke sana ke mari atau sampai mengambil harta anak yatim dan ahli waris yang lain, demikian dikatakan KH. Cholil Nafis.

Semua jamuan dan doa dalam tahlilan pahalanya dihadiahkan kepada mayit. Warga NU percaya bahwa bersedekah untuk mayit, pahalanya akan sampai kepada mayit.
Dalam buku Risalah Amaliyah Nahdhiyin disebutkan dikutip sebuah hadis di mana Rasulullah pahala sedekah untuk mayit akan sampai.

Dari Aisyah ra.bahwa seorang laki-laki berkata kepada rasulullah SAW. “Sesungguhnya ibuku telah meninggal, dan aku melihatnya seolah-olah dia berkata, bersedekahlah. Apakah baginya pahala jika aku bersedekah untuknya?”. Rasulullah SAW. Bersabda,”ya”. (HR. Muttafaqu ‘alaih)

Perintah Rasulullah yang senada itu juga dapat ditemukan dalam hadits-hadits yang lain. Bahkan beliau menyebut amalan sedekah sebagai amalan yang tidak akan pernah putus meskipun oranng yang bersedekah itu telah meninggal dunia. Pahala sedekah tidak saja dapat mengalir ketika yang bersangkutan masih hidup, tetapi juga ketika jasad sudah ditiggalkan oleh rohnya.

Dari Abi Hurairah ra.bahwa rasulullah SAW.bersabda: 'Tatkala manusia meninggal maka putuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara. Yaitu amal Jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).

Dalil lain adalah hadits yang dikemukakan oleh Dr. Ahmad as-Syarbashi, guru besar pada Universitas al-Azhar, dalam kitabnya, Yas`aluunaka fid Diini wal Hayaah,sebagaimana dikutip KH. Chilil Nafis, yang artinya sebagai berikut:

“Sungguh para ahli fiqh telah berargumentasi atas kiriman pahala ibadah itu dapat sampai kepada orang yang sudah meninggal dunia, dengan hadist bahwa sesungguhnya ada salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, seraya berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami bersedekah untuk keluarga kami yang sudah mati, kami melakukan haji untuk mereka dan kami berdoa bagi mereka; apakah hal tersebut pahalanya dapat sampai kepada mereka? Rasulullah saw bersabda: Ya! Sungguh pahala dari ibadah itu benar-benar akan sampai kepada mereka dan sesungguhnya mereka itu benar-benar bergembira dengan kiriman pahala tersebut, sebagaimana salah seorang dari kamu sekalian bergembira dengan hadiah apabila hadiah tersebut dikirimkan kepadanya!"

Jadi, menurut NU, doa dan sedekah yang pahalanya diberikan kepada mayit akan diterima oleh Allah.

Argumentasi selanjutnya adalah, bahwa tahlil merupakan sarana hablumminallah, sebab doa-doa atau bacaan-bacaan dalam tahlil merupakan bacaan-bacaan dzikrullah yang mana apa yang dibaca tersebut sesuati dengan sunnah Nabi Muhamamd saw.

Bahwa ummat Islam diperintahkan, tidak hanya berdoa untuk orang yang masih hidup, tetapi juga untuk orang yang sudah meninggal.

Allah swt berfirman:

Orang-orang yang datang sesudah mereka(Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu daripada kami.” (QS. Al-Hasyr: 10)


Dalam ayat lain, Allah berfirman:

Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (QS. Muhammad: 19)

KH M. Irfan Ms pernah mengatakan bahwa tahlil dengan serangkaian bacaannya yang lebih akrab disebut dengan tahlilan tidak hanya berfungsi hanya untuk mendoakan sanak kerabat yang telah meninggal, akan tetapi lebih dari pada itu tahlil dengan serentetan bacaannya mulai dari surat Al-ikhlas, Shalawat, Istighfar, kalimat thayyibah dan seterusnya memiliki makna dan filosofi kehidupan manusia baik yang bertalian dengan i’tiqad Ahlus Sunnah wal jamaah, maupun gambaran prilaku manusia jika ingin memperoleh keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.

Dari susunan bacaannya tahlilan terdiri dari dua unsur, yaitu syarat dan rukun. Bacaan-bacaan yang termasuk syarat tahlil adalah:
1. Surat al-Ikhlas
2. Surat al-Falaq
3. Surat an-Nas
4. Surat al-Baqarah ayat 1 sampai ayat 5 الم ذلك الكتاب
5. Surat al-Baqarah ayat 163 والهكم إله واحد
6. Surat al-Baqarah ayat 255 الله لاإله إلا هو الحي القيوم
7. Surat al-Baqarah ayat dari ayat 284 samai ayat 286 لله مافي السموات
8. Surat al-Ahzab ayat 33 إنما يريد الله
9. Surat al-Ahzab ayat 56 إن الله وملائكته يصلون على النبي
10. Dan sela-sela bacaan antara Shalawat, Istighfar, Tahlil da Tasbih


Adapun bacaan yang dimaksud dengan rukun tahlil ialah bacaan:
1. Surat al-Baqarah ayat 286 pada bacaan :واعف عنا واغفر لنا وارحمنا
2. Surat al-Hud ayat 73: ارحمنا ياأرحم الراحمين
3. Shalawat Nabi
4. Istighfar
5. Kalimat Thayyibah لاإله إلاالله
6. Tasbih


Ayat-ayat serta bacaan-bacaan dzikir di atas memiliki keutamaannya masing-masing sebagaimana disebutkan dalam hadis-hadis Nabi saw. 

Seperti, misalnya sebuah hadis yang mengatakan bahwa “orang yang menyebut “la ilaha illa Allah” akan dikeluarkan dari neraka." Dalam rangkaian tahlil biasanya juga membaca surat Yasin secara berjamaah. Perbuatan ini sesuai dengan apa yang diperintahkan Nabi SAW dalam beberapa haditsnya yang secara terang-terangan memerintahkan supaya umat islam membacakan ayat-ayat al-Qur’an untuk orang yang telah meninggal dunia.

Dari Mu’aqqol ibn Yassar r.a: "barang siapa membaca surat Yasin karena mengharap ridlo Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, maka bacakanlah surat yasin bagi orang yang mati diantara kamu.” (H.R. Al-Baihaqi, dalam Jami’us Shogir: bab Syu’abul Iman)

Masih banyak hadis-hadis berkaitan dengan keutamaan surat-surat al-Qur’an serta bacaan-bacaan dzikir dalam serangkaian bacaan tahlil yang akan terlalu panjang jika semuanya ditulis di sini.

Kemudian, tentang dzikir yang dilakukan secara berjamaah, termasuk dalam acara tahlilan, juga masuk perkara ikhtilaf antara NU dan Muhammadiyah. Permasalah ini akan kita bahas pada bab tersendiri. Yang perlu dibahas lebih dalam disini, yang juga menjadi kontroversi   
Ulama, adalah membaca surat al-Fatiah untuk dihadiahkan kepada mayit.

Dalam pembacaan tahlil, setelah jamaah bersama-sama melantunkan shahadat, sebelum dilanjutkan dengan bacaan-bacaan dan doa-doa yang lain, biasanya pemimpin tahlil akan menghadiahi fatihah yang ditujuakan kepada, Nabi Muhammad saw berserta keluarga, para sahabat, kepada orang-orang sholih, dan kepada orang yang meninggal. NU berpendapat bahwa membaca surat al-Fatihah yang dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal hukumnya adalah boleh.

KH A Nuril Huda, mengutip pendapat Ibnu 'Aqil, salah seorang tokoh besar madzhab Hanbali yang mengatakan: "Disunnahkan menghadiahkan bacaan Al-Qur'an kepada Nabi SAW.”

Ibnu 'Abidin telah bertaka sebagaimana tersebut dalam Raddul Muhtar 'Alad-Durral Mukhtar:

"Ketika para ulama kita mengatakan boleh bagi seseorang untuk menghadiahkan pahala amalnya untuk orang lain, maka termasuk di dalamnya hadiah kepada Rasulullah SAW. Karena beliau lebih berhak mendapatkan dari pada yang lain. Beliaulah yang telah menyelamatkan kita dari kesesatan. Berarti hadiah tersebut termasuk salah satu bentuk terima kasih kita kepadanya dan membalas budi baiknya.

Bukankah seorang yang kamil (tinggi derajatnya) memungkinkan untuk bertambah ketinggian derajat dan kesempurnaannya. Dalil sebagian orang yang melarang bahwa perbuatan ini adalahtahshilul hashil (percuma) karena semua amal umatnya otomatis masuk dalam tambahan amal Rasulullah, jawabannya adalah bahwa ini bukanlah masalah. Bukankah Allah Subhanahu wa Ta’alamemberitakan dalam Al-Qur'an bahwa Ia bershalawat terhadap Nabi SAW kemudian Allah memerintahkan kita untuk bershalawat kepada Nabi dengan mengatakan:
اَللّهُمَّ صَلِّي عَلَى مُحَمَّدٍ
“Ya Allah berikanlah rahmat kemuliaan buat Muhammd. Wallahu A’lam.” (lihat dalam Raddul Muhtar 'Alad-Durral Mukhtar, jilid II, hlm. 244)


Bolehnya menghadiakan al-Fatikhah juga diperkuat dengan pendapat Ibnu Hajar al Haytami dalamAl-Fatawa al-Fiqhiyyah. Juga, Al-Muhaddits Syekh Abdullah al-Ghumari dalam kitabnya Ar-Raddul Muhkam al-Matin, yang mengatakan: "Menurut saya boleh saja seseorang menghadiahkan bacaan Al-Qu'an atau yang lain kepada baginda Nabi SAW, meskipun beliau selalu mendapatkan pahala semua kebaikan yang dilakukan oleh umatnya, karena memang tidak ada yang melarang hal tersebut. Bahwa para sahabat tidak melakukannya, hal ini tidak menunjukkan bahwa itu dilarang.

Jika hadiah bacaan Al-Qur'an termasuk al-Fatihah diperbolehkan untuk Nabi, maka, menurut Ulama NU, menghadiahkan al-Fatihah untuk para wali dan orang-orang saleh yang jelas-jelas membutuhkan tambahnya ketinggian derajat dan kemuliaan juga dihukumi boleh.
Selain hadiah al-Fatihal, hal yang juga menjadi tradisi NU, dan tidak terdapat di Muhammadiyah adalah tradisi Haul. Masalah haul, barangkali tepat untuk sekalian kita angkat di sini, sebab dalam acara haul yang ditradisikan oleh NU dipastikan ada pembacaan tahlil.

Haul adalah peringatan kematian yang dialukan setahun sekali, biasanya diadakan untuk memperingati kematian para keluarga yang telah meninggal dunia atau para tokoh. Tradisi haul diadakan berdasarkan hadits Rasulullah SAW. Diriwayatkan:

Rasulullah berziarah ke makam Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dalam perang Uhud dan makam keluarga Baqi’. Beliau mengucap salam dan mendoakan mereka atas amal-amal yang telah mereka kerjakan. (HR. Muslim)

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Al-Wakidi disebutkan bahwa:


Rasulullah SAW mengunjungi makam para pahlawan perang Uhud setiap tahun. Jika telah sampai di Syi’ib (tempat makam mereka), Rasulullah agak keras berucap: Assalâmu’alaikum bimâ shabartum fani’ma uqbâ ad-dâr. (Semoga kalian selalu mendapat kesejahteraan ats kesabaran yang telah kalian lakukan. Sungguh akhirat adalah tempat yang paling nikmat). Abu Bakar, Umar dan Utsman juga malakukan hal yang serupa. (Dalam Najh al-Balâghah).


Para ulama menyatakan, peringatan haul tidak dilarang oleh agama, bahkan dianjurkan. Ibnu Hajar dalam Fatâwa al-Kubrâ Juz II, sebagaimana dikutip A. Khoirul Anam dalam artikelnya, menjelaskan, para Sahabat dan Ulama tidak ada yang melarang peringatan haul sepanjang tidak ada yang meratapi mayyit atau ahli kubur sambil menangis. Peringatan haul yang diadakan secara bersama-sama menjadi penting bagi umat Islam untuk bersilaturrahim satu sama-lain; berdoa sembari memantapkan diri untuk menyontoh segala teladan dari para pendahulu; juga menjadi forum penting untuk menyampaikan nasihat-nasihat keagamaan. 

Demikianlah pendapat NU mengenai tahlil, yang intinya tahlil tidak bertentangan dengan syariat. Karena dengan seseorang mengikuti tahlilan, baik sendiri-sendiri, berjamaah, dalam acara haul atau tidak, maka mereka menjadi berdzikir dengan mengalunkan kalimah syahadah, juga membaca ayat suci al-Qur’an serta bacaan dzikir yang lain, yang semua itu tidak lain sebagai cara istighatsah kepada Allah agar doanya diterima untuk mayit.


Oleh: M. Yusuf Amin Nugroho 

By: http://www.tintaguru.com/2012/01/fiqh-khilafiyah-nu-muhammadiyah-seputar_1302.html